Senin, 22 Desember 2025

Penjual Tanaman Hias di Tamansari Gigit Jari

- Jumat, 29 Januari 2021 | 13:15 WIB

METROPOLITAN - Musim dingin di luar negeri men­jadi faktor utama penjualan tanaman hias di Kabupaten Bogor menurun, bahkan ter­henti beberapa waktu. Kon­disi ini membuat para pen­jual tanaman hias harus gigit jari. Hal itu diungkapkan petani tanaman hias di Ke­camatan Tamansari, Eman Sulaeman, Rabu (27/1). Eman mengatakan, pen­jualan ke luar negeri atau ekspor akan berhenti hingga musim dingin di negara lain telah berakhir. Kesulitan me­rawat berbagai jenis tanaman hias di musim dingin, men­jadi satu faktor konsumen dari luar negeri mengurung­kan niatnya melakukan pem­belian. “Sebanyak 50 persen lebih lah penurunannya. Jadi, stop dulu,” kata Eman, Rabu (27/1). Berbeda dengan wabah Covid-19 yang saat ini masih berlangsung, Eman mene­gaskan bahwa wabah tidak berdampak banyak pada penjualan tanaman hias. Ma­lah sebaliknya, tanaman hias banyak diburu untuk mengisi aktivitas masyarakat selama di rumah. “Nggak begitu (berdampak, red) Co­vid-19, justru malah ramai,” bebernya. Ketua Paguyuban Tanaman Hias Desa Sukamantri, Ima­dudin, menuturkan, tanaman hias biasa seperti jenis monse­ra albo, janda bolong dan lainnya, harganya rata-rata Rp1,2 juta bahkan lebih.“Kalau lokalan atau dibilang recehan keladi, jenis-jenis pohon gan­tung kisaran Rp10 ribu. Itu sih yang masih stabil pen­jualannya,” pungkasnya. (reg/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X