METROPOLITAN - Musim dingin di luar negeri menjadi faktor utama penjualan tanaman hias di Kabupaten Bogor menurun, bahkan terhenti beberapa waktu. Kondisi ini membuat para penjual tanaman hias harus gigit jari. Hal itu diungkapkan petani tanaman hias di Kecamatan Tamansari, Eman Sulaeman, Rabu (27/1). Eman mengatakan, penjualan ke luar negeri atau ekspor akan berhenti hingga musim dingin di negara lain telah berakhir. Kesulitan merawat berbagai jenis tanaman hias di musim dingin, menjadi satu faktor konsumen dari luar negeri mengurungkan niatnya melakukan pembelian. “Sebanyak 50 persen lebih lah penurunannya. Jadi, stop dulu,” kata Eman, Rabu (27/1). Berbeda dengan wabah Covid-19 yang saat ini masih berlangsung, Eman menegaskan bahwa wabah tidak berdampak banyak pada penjualan tanaman hias. Malah sebaliknya, tanaman hias banyak diburu untuk mengisi aktivitas masyarakat selama di rumah. “Nggak begitu (berdampak, red) Covid-19, justru malah ramai,” bebernya. Ketua Paguyuban Tanaman Hias Desa Sukamantri, Imadudin, menuturkan, tanaman hias biasa seperti jenis monsera albo, janda bolong dan lainnya, harganya rata-rata Rp1,2 juta bahkan lebih.“Kalau lokalan atau dibilang recehan keladi, jenis-jenis pohon gantung kisaran Rp10 ribu. Itu sih yang masih stabil penjualannya,” pungkasnya. (reg/feb/py)