METROPOLITAN - Akibat membeludaknya warga yang hendak mengambil Bantuan Sosial Tunai (BST), Kepala Desa (Kades) Sipak, Kecamatan Jasinga, Agung Suryadinata, membubarkan kerumunan warga saat pembagian BST. ”Kita bubarkan warga yang hendak mengambil bantuan di sekolah. Hal tersebut disebabkan saat pengambilan BST, warga berkerumun,” ujarnya. Pria yang biasa disapa Jaro Agung itu mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, tentunya tidak boleh ada kerumunan warga. Tak hanya itu, saat pengambilan BST, banyak warga yang masih mengabaikan protokol kesehatan (prokes) dan tidak menjaga jarak. Padahal, Pemerintah Desa (Pemdes) Sipak sudah membagi dua zona untuk pengambilan BST, yakni MTs Muhammadiyah Sipak dan SMP Plus Pelita Nusantara. Untuk menghindari penyebaran Covid-19, warga yang berkerumun dibubarkan. Warga yang hendak mengambil BST, cukup menyerahkan berkas formulir pengambilan di ketua RT masing-masing. Setelah itu, RT menyerahkan berkas tersebut ke petugas Kantor Pos. ”Agar tidak berkerumun, berkas formulir dikumpulkan di ketua RT, baru penerima BST dipanggil petugas Kantor Pos untuk segera dicairkan BST-nya,” ungkapnya. Ia mengimbau warga jangan khawatir tidak mendapat haknya. Ketika sudah ada bukti penerima BST, dipastikan mendapatkan haknya. Untuk BST di Desa Sipak hanya mendapat 320. Di 2021, Desa Sipak mendapat BST sejumlah 557 penerima. Dan paling banyak se-Kecamatan Jasinga. Ia berharap BST ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya untuk kebutuhan sehari-hari. ”Kita berharap dengan adanya BST, sedikitnya perekonomian warga di tengah pandemi Covid-19 bisa terbantu,”harapnya. Sementara itu, penerima BST, Diana, mengaku sudah dua kali mendapatkan bantuan dari pemerintah, yakni BST. Di tengah pandemi Covid-19, tentunya BST senilai Rp600 ribu sangat membantu kebutuhan keluarga. Apalagi, sang suami yang sehari-hari bekerja sebagai sopir truk di Cirebon, penghasilannya tak menentu. ”Saya bersyukur dapat bantuan BST. Uangnya bakal digunakan untuk kebutuhan sehari-hari,”pungkasnya. (ads/b/suf/run)