METROPOLITAN - Di tengah pandemi Covid-19, Bupati Bogor, Ade Yasin, meresmikan Gedung Rawat Inap dan Gedung Penunjang Baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang, kemarin. Bertambahnya 140 tempat tidur pasien yang tersedia di gedung rawat inap baru tersebut sebagai komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terhadap program Pancakarsa yakni Bogor Sehat. ”Ini sudah sesuai standar akreditasi. Dan mudah-mudahan pelayanannya mudah menjangkau seluruh lapisan masyarakat,”harap Ade Yasin. Menurut Ade Yasin, dengan adanya penambahan fasilitas ini diharapkan dapat memaksimalkan pelayanan kesehatan, khususnya di wilayah Kabupaten Bogor. Ini juga merupakan komitmen Pemkab Bogor terhadap program Pancakarsa yakni Bogor Sehat, yang semata-mata untuk kebaikan masyarakat. Bagaimana masyarakat di semua daerah sehat dan bisa terlayani dengan baik. Sejak 2018 lalu, RSUD Leuwiliang belum memiliki jenis kelas ruangan yang rata-rata melayani pasien BPJS kelas 2. Sehingga, warga dengan BPJS kelas 3 tidak dapat dilayani dengan maksimal. ”Padahal mereka juga punya hak untuk mendapat pelayanan lebih baik. Akhirnya kita bisa penuhi ruangan dari kelas dua sampai VIP. Semoga mereka juga mau memakai ruangan-ruangan di sini,” ungkapnya. Ada Yasin menambahkan, di tengah pandemi Covid-19, Pemkab Bogor terus berupaya melayani masyarakat bukan hanya dari infrastruktur. Namun juga dengan pembangunan RSUD yang dilakukan. Seperti di wilayah Bogor Utara, Parung, yang akan dibangun RSUD baru di 2021 ini. ”Saya selalu tekankan kepada dirut RSUD yang ditugaskan agar melayani dengan hati. Kalau sekadar melayani, semua juga tahu. Tapi bisa melayani dengan hati tidak semua bisa,” tegasnya. Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) RSUD Leuwiliang, drg Hesti Iswandari, mengatakan bahwa gedung rawat inap yang baru diresmikan ini menyediakan 140 tempat tidur dengan berbagai kelas ruangan mulai dari kelas 2 hingga VIP. Untuk VIP, tersedia dua ruangan dengan jumlah 20 tempat tidur. ”Dengan tampilan pemandangan yang indah dari luar ruangan dengan harapan pasien cepat sembuh dan tidak perlu lama dirawat di sini,” ujarnya. Sementara itu, untuk gedung penunjang diisi dapur gizi, laundry, dan juga gudang obat atau farmasi. Hesti juga tak memungkiri berbagai kritik mengenai pelayanan di rumah sakitnya berdatangan. Namun, hal itu bukan semata-mata karena faktor kesengajaan. ”Namun pada prinsipnya masukan dari masyarakat kita terima dan ke depan melayani dengan lebih baik lagi,”pungkasnya. (ads/b/suf/ run)