Sudah enam tahun Riski Saputra, warga Kampung Wates, Desa Pangkaljaya, Kecamatan Nanggung, menderita penyakit hidrosefalus. Untuk beraktivitas sehari-hari, Riski masih bergantung bantuan orang tuanya dan menantikan bantuan kursi roda. ORANG tua Riski, Atik, menuturkan, sejak usia tiga bulan hingga kini Riski tidak bisa berjalan. Untuk beraktivitas harus dibantu sehingga perlu ada kursi roda. Sayangnya, keluarga belum bisa membeli kursi roda karena terbentur keuangan. Apalagi, perekonomian keluarga saat ini morat-marit. Saat ini dirinya bekerja sebagai pembantu di rumah depan Puskesmas Nanggung. Sedangkan suami bekerja serabutan. Sehari-hari dirinya bersama suami dan ketiga anaknya tinggal di rumah kontrakan di Kampung Bongas, Desa Kalongliud. ”Setiap hari anak saya (Riski Saputra) saya bawa bekerja. Kalau saya sedang bekerja ya saya tidurin saja anak saya ini,” ungkapnya. Atik mengatakan, kini usia anaknya sudah enam tahun. Sedangkan pengobatan dilakukan seadanya. Bahkan, Atik mengaku biaya rumah kontrakannya sudah satu bulan lebih belum terbayar akibat terkendala ekonomi. ”Untuk penanganannya saya sebagai orang tua menangani seadanya saja, sudah sempat ditangani medis, biayanya lumayan lah. Sempat juga saya jual motor,” tuturnya. Selain untuk pengobatan bagi kesembuhan Riski Saputra, ia juga berharap bantuan kursi roda bagi Riski. ”Harapannya sekarang anak saya sudah ingin masuk sekolah, ingin mengaji. Saya juga sempat mengajukan ke kepala desa Pangkaljaya ke Pak Kades Opik minta dibelikan kursi roda buat si dede (Riski Saputra) karena bercita-cita pengen masuk sekolah,” harapnya. Menanggapi adanya anak yang menderita penyakit hidrosefalus, Kepala Puskesmas Nanggung, dokter Baringin TA Manik, mengaku belum mengetahui salah satu warganya menderita penyakit hidrosefalus. Namun, pihaknya akan menangani dengan melibatkan bidan desa setempat. ”Kami akan tindak lanjuti, nanti bidan desa akan turun ke lokasi,” tukasnya. (ads/c/ els/py)