METROPOLITAN.ID - Musim kemarau melanda Indonesia sejak awal bulan Mei hingga saat ini salah satu wilayah yang terdampak adalah Kabupaten Bogor, ratusan ribu hektare lahan pertanian gagal panen akibat kekeringan.
Salah satu petani asal Sukamakmur, Kabupaten Bogor Acep (40) mengatakan bahwa bertani adalah pekerjaan utama dan santai satunya untuk dirinya dan beberapa petani lainnya.
“Kalau lagi kering gini nggak ngapa-ngapain, nggak ke sawah sama sekali. Nggak (dagang), nggak ngapa-ngapain. Nunggu hujan saja,” kata Asep pada Selasa, 26 September 2023.
Baca Juga: Pj Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhammad Cari Solusi Hadapi Kenaikan Harga Beras dan Gula Pasir
Menurut Asep kekeringan yang terjadi saat ini menjadi fenomena alam terparah yang kerap berulang setiap 10 tahun sekali.
Hal tersebut diutarakannya lantaran setiap tahunnya selalu terjadi kekeringan namun hal tersebut dapat diantisipasi dan membuahkan hasil panen.
“Mulai kering tiga bulan ini. Nggak hujan sudah sekitar dua bulanan. Ini kekeringan terparah. Kalau nggak salah sekitar 10 tahun sekali,” ujaranya.
Selain itu, petani lainya Sodik (62) yang bertani dari 2004 juga merasa sangat terpuruk dengan kegagalan yang terjadi ditahun ini.
“Ini kan sudah tumbuh padinya. Harusnya bisa dipanen bulan depan. Kalau gini nggak bisa panen, sudah mati. Saya ke sawah cuma ngecek-ngecek aja. Dilihat lagi juga cuma kekeringan aja, bengong di sawah,” ujarnya dengan kesedihan.
“Tapi kalaupun hujan cuma sebentar, nggak ngaruh. Padahal ini sudah ditanam (padi) semua sampai ujung,” tambahnya.
Baca Juga: Rudy Susmanto Sebut Program Samisade Masuk Prioritas APBD 2024
Sodik merasa sangat kebingungan untuk memulihkan lahannya tersebut setelah musim kemarau ini berlalu, lantaran biaya yang diperlukan sangatlah banyak untuk awal bertani.
“Bingung modal menanamnya lagi. Buat traktor sama buat ambil benih/ bibit padinya. Biasanya buat 2 hektare itu 6 karung (1 karung 5 kilogram, jadinya 30 kilogram),” ucapnya. (Devina Maranti)