RUMPIN – Perajin opak tutul (opak singkong, red) di Kampung Tutul, RT 02/05, Desa Cidokom, Kecamatan Rumpin, sangat berharap mendapatkan modal dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Sebab, selama ini usaha turun-temurun itu seperti hidup segan mati tak mau, meskipun respons pasar cukup bagus.
“Alhamdulillah produk opak tutul sudah menembus pasar Jakarta, Bogor Depok, Tangerang dan Bekasi, walaupun dengan modal seadanya. Karena itu, perajin berharap pemerintah mengucurkan bantuan modal untuk pengembangan usaha,” ujar perajin opak tutul, Iroh.
Saat ini, lanjut Iroh, perajin opak mengeluhkan sulitnya mendapat pasokan bahan baku singkong. Selain masa tanamnya cukup lama, kebanyakan singkong sudah didrop tengkulak besar untuk dijual ke pabrik tapioka. ”Padahal, dalam sehari saya bisa memproduksi 30 ikat opak dan satu ikat itu isinya ada 20 biji. Harga jualnya Rp2.000 ke pengepul,“ tuturnya.
Sementara itu, perajin lainnya, Imas, menceritakan keahlian membuat opak didapat turun-temurun. ”Dia membuat opak dari kecil karena orang tuanya pembuat opak. Lumayan hasilnya buat nambah biaya hidup, daripada kerja di tempat orang,” ujarnya.
Meski begitu, lanjut Imas, kendala membuat opak selain modal juga faktor cuaca. Jika musim hujan seperti ini dan tidak ada matahari, maka tidak ada proses pengeringan. ”Soalnya kan opak tutul mirip kerupuk,” pungkasnya.
(sir/b/sal/py)