Senin, 22 Desember 2025

Buka Loket di Desa, Ajak Warga Jadi Peserta

- Jumat, 10 November 2017 | 09:04 WIB

-
 

Kembali Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS-TK) wilayah Bogor, bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kemang Kecamatan Kemang kembali melakukan terobosan perluasan kepesertaan dengan membuka loket pendaftaran dengan mobil keliling.

Kepala desa turun langsung menyampaikan manfaat dan ikut memfasilitasi pelayanan sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mudah menjadi peserta.

"Program ini sering kita lakukan kebebeapa tempat, seperti ke desa, tempat keramian, pasar dan lainya. Kepala desanya berkomitmen membuka loket pelayanan di sini," ujar Kepala Kantor Cabang BPJS-TK Bogor Kota Chairul Arianto kepada Metropolitan, kemarin.

Lebih lanjut ia menerangkan mobil keliling bisa berfungsi sebagai tempat pendaftaran dan pembayaran iuran, bagi masyarakat sekitar yang kesulitan menjangkau bank atau tempat pembayaran mitra BPJS-TK lainnya. Hal ini bermanfaat pula bagi BPJS-TK dari peserta usaha mandiri seperti bertani hingga ojeg motor dan bukan pemerima upah (informal) lainnya yang biasanya perlu bimbingan informasi.

Dengan membayar sebesar Rp16.800 bagi peserta bukan penerima upah, keuntungan yang didapat berupa jaminan biaya perawatan kecelakaan kerja yang tidak berbatas, tunjangan kematian sebesar Rp24 juta hingga Rp48 juta dan tambahan beasiswa bagi anak yang ditinggalkan menjadi hak peserta.

Program ini merupakan respons dan kepedulian pemerintah untuk mengatasi masalah sosial kepada masyarakat secara keseluruhan sesuai kemampuan bayar. Artinya, kata dia bagi masyarakat pekerja sektor informal maupun pekerja lepas bisa mendapat bantuan untuk menghitung berapa kemampuan iuran dan manfaat yang bisa diterima. "Untuk syaratnya sendiri mudah untuk sektor informal, hanya KTP dan jika desa ini sudah bekerjasama dengan kami, bisa daftar di loket desa," tambahnya.

Sementara itu Kepala Desa Kemang Entang Suana mengatakan dari sekitar 15 ribu jiwa penduduk dengan 4 ribu kartu keluarga di wilayahnya rata-rata berprofesi sebagai buruh serabutan atau pegawai lepas. Dari jumlah tersebut baru sekitar 250 orang dari kalangan pegawai pemerintahan desa dan petugas Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) yang kini memiliki kartu BPJS-TK sebagai percontohan kepada warga.

Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kepesertaan, ia terus gencar mensosialisasikan manfaat jaminan sosial tersebut sebagai solusi saat kejadian tak terduga pada masyarakat desa secara umum. Contohnya, ia memberi pengertian ketika ada anggota keluarga meninggal biasanya mulai dari penguburan hingga doa bersama tujuh hari berturut-turut warga bisa menghabiskan Rp7-8 juta.

Seandainya telah menjadi anggota BPJS-TK, kata Entang maka keluarga yang ditinggalkan tidak perlu bingung untuk mengeluarkan dana karena ada klaim Rp24 juta dan manfaat lainnya.  Ia mengaku melakukan sosialisasi keliling pada acara tujuh harian warga yang meninggal untuk mengajak warga sadar jaminan sosial itu. "Warga sangat antusias bahkan sudah banyak yang daftar karena ada mobil keliling, mereka sudah tahu manfaat sedikit demi sedikit," tukasnya.

(dyn/b/sal)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X