TAJURHALANG - Menjelang Bulan Suci Ramadan para petani di wilayah Kecamatan Tajurhalang mulai menanam timun suri. Selain karena tradisi, menanam timun suri membuat petani ketiban rezeki karena buah tersebut banyak dicari saat bulan puasa.
Salah satu petani Desa Tajurhalang Humaidi mengatakan, saat menjelang Ramadan menanam timun suri sudah menjadi tradisi yang dilakukan para petani di wilayahnya, sebab buah dari tanaman tersebut merupakan khas di bulan suci.
“Hampir 90 persen petani di sini kalau mau Ramadan menanam timun suri, karena itu sudah menjadi kebiasaan. Saya yakin bukan petani di sini saja di wilayah lain juga rata-rata menanam timun ini,"katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Humaidi mengaku tanaman timun suri miliknya baru berumur 30 hari, jika dihitung mulai dari sekarang maka pada saat awal Ramadan sudah bisa dipanen.
“Kalau cuacanya bagus dari mulai tanam sampai dipanen timun suri itu hanya membutuhkan waktu 60 hari atau dua bulan,” ungkapnya.
Kalau tidak ada kendala seperti hujan berkepanjangan tanaman itu paling memakan waktu sekitar dua bulan sampai dapat dipanen, sebab kalau diguyur hujan terus pohonnya bisa membusuk sehingga tidak dapat tumbuh. “Saya berharap mudah-mudahan tidak ada kendala dan cuaca tidak buruk,"ungkapnya.
Terpisah salah satu petani dari Desa Kalisuren Dasuki menuturkan, memang menanam timun suri sudah menjadi kebiasaan semua para petani, karena saat memasuki bulan Ramadan buah timun suri banyak diincar oleh masyarakat yang menjadi makanan khas di Ramadan.
“Biasanya kalau sudah masuk bulan Ramadan banyak sekali pengunjung yang membeli timun suri baik dari daerah setempat dan juga dari luar,”tuturnya
Ia mengungkapkan, menanam timun suri sangatlah menguntungkan bagi para petani, karena selain modal sangat kecil usia tanamannya juga tidak begitu lama dan perawatan tidak terlalu sulit.
(khr/b/sal)
