PARUNG - Jalan Raya Parung - Kemang yang merupakan jalan arteri kelas nasional, seringkali mengalami ban jir saat hujan deras turun. Penyebab utamanya adalah tidak adanya drainase di sepanjang jalan tersebut. Beberapa titik area banjir itu ada di wilayah Desa Parung, Pemagarsari dan Desa Jabon Mekar. Kondisi terparah titik banjir berada di depan mesjid Al Irfan Pemagarsari. "Kalau sudah hujan turun apalagi dengan intensitas berat, jalan utama yang ada persis di depan halaman masjid pasti banjir," ungkap seorang tokoh masyarakat Kecamatan Parung Beni Simar kepada Metropolitan, kemarin.
Ketua Ormas Pemuda Pancasila ini menegaskan, seharusnya dampak buruk dari tidak adanya drainase tersebut segera diperhatikan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum. Menurutnya, saat banjir badan jalan digenangi air, banyak dampak negatif yang muncul dan dialami warga, seperti kemacetan, motor mati dan lainnya. "Termasuk ketidaknyamanan para jamaah mesjid karena percikan air yang masuk halaman mesjid," ujarnya
Sementara Kepala Desa (Kades) Pemagarsari Kecamatan Parung Akhmad Djamaludin menambahkan, pihaknya sudah menyampaikan kondisi titik banjir tersebut ke otoritas pemerintah di atasnya. Namun dirinya menyadari jika hal ini sulit tembus karena kewenangan ada di pemerintah pusat. "Ya itu kan jalan nasional, jadi kewenangannya ada di kementerian pusat,” tuturnya.
Namun dirinya mengaku tetap berharap, agar pihak pemerintah pusat dapat memperhatikan adanya keluhan dari masyarakat di wilayahnya, serta masyarakat pengguna jalan utama yang menjadi penghubung antara provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta tersebut. "Masyarakat tentu menginginkan jalan ini baik dan mulus, agar perjalanan lancar, nyaman dan selamat," pungkasnya.
(khr/b/sal)