METROPOLITAN - Rasa takut jatuh dari ketinggian dirasakan bocah enam tahun, Muhamad Alif. Ia waswas saat melintasi jembatan bambu yang sudah keropos dan nyaris ambruk di Kampung Bojongjaya, RT 01/03, Desa Kertajaya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Jembatan yang merupakan salah satu akses utama masyarakat ini memiliki ketinggian 7 meter dari permukaan Kali Cimanceri dengan panjang sekitar 26 meter. “Saya takut, suaranya krek-krek jembatan ini,” beber Muhamad Alif saat menyebrang jembatan bambu. Pantauan di lokasi, jembatan bambu hanya terikat menggunakan kain bekas pakaian. Warga lainnya yang menyeberang pun khawatir jembatan ambruk. Apalagi di saat musim penghujan ini Kali Cimanceri mengalami pasang. Ibu Alif, Sanih (40) mengaku, saat menyeberangi jembatan ini, dirinya harus turun dari motor bersama kedua anaknya. “Saya mau kondangan, Muhamad Alif itu anak saya,” tutur warga Kampung Gugunung RT01/02, Desa Mekarsari Kecamatan Rumpin. Sementara itu, salah satu warga Parungpanjang Haeril Anwar (21) mengaku ketakutan saat melintas jembatan bambu itu. Menurutnya, tidak ada lagi akses terdekat dari Parungpanjang menuju Rumpin. ”Meski menakutkan, mau bagaimana lagi. Tidak ada lagi akses terdekat, saya setiap hari nyeberang jembatan bambu,” ucapnya. Sementara itu, Kades Kertajaya, Rudy Jaya, membenarkan adanya jembatan bambu yang sudah keropos itu. Akses masyarakat kedua kecamatan itu sudah diajukan. Namun hingga saat ini belum ada realisasinya. ”Saya berharap masyarakat tetap bersabar. Saya sudah berupaya mendorong pembangunan,” ujar Rudi Jaya. (mul/b/els/py)