Senin, 22 Desember 2025

TRUK TAMBANG DIALIHKAN MASUK HUTAN

- Senin, 24 Juni 2019 | 12:21 WIB

PARUNGPANJANG - Pemerintah Ke­camatan (Pemcam) Parungpanjang terus mengkaji rencana pembangunan jalan alternatif angkutan tambang. Hal itu dilakukan agar truk tambang tidak melintas di Kecanatan Parungpanjang.

Sebelumnya, rencana pembuatan jalur khusus angkutan tambang sem­pat muncul ke permukaan publik sejak 2015. Namun wacana tersebut terancam batal lantaran adanya in­struksi sekretaris daerah (sekda) Ka­bupaten Bogor untuk mengkaji jalan alternatif truk tambang.

”Atas perintah pak sekda yang ber­sifat inisiatif untuk membuat jalan alternatif angkutan tambang, dengan melibatkan masyarakat dan pengu­saha tambang, transporter di wilayah Kecamatan Parungpanjang yang sifat swadaya,” kata Sekcam Parungpanjang, Icang Aliyudin.

Icang meminta masyarakat ikut terli­bat dalam pemetaan jalan alternatif. Soal rute jalan di Kecamatan Parung­panjang, ia menjelaskan bahwa jalur aternatif akan melintasi Leuwikopo Desa Gorowong, Kampung Gunung­picung Desa Pingku dan perbatasan antara Desa Cikuda dengan Desa Dago lalu tembus ke Rumpin dari Desa Me­karsari dan Desa Sukamulya. ”Nanti Cigudeg dan Rumpin pak sekda yang koordinasi dengan camat Rumpin dan camat Cigudeg,” paparnya. Menurut Icang, melintasi jalan baru sepanjang 1,1 kilometer. Sedangkan 6 kilometer, jalan sudah ada, tinggal pelebaran dan pengerasan jalan. Rata-rata melintas di lahan Perhutani. ”Kalau dihitung jalan alternatif di Parungpanjang ada 7,1 kilometer, yang 1, 1 lahan milik warga, sedangkan 6 kilometer lahan milik perhutani, dengan lebar jalan 12 meter,” terangnya.

Tak hanya masyarakat, pengusaha tambang dan transporter pun harus dilibatkan seperti yang peminjaman alat-alat berat untuk membuka jalan. Selama ini pengusaha mengeluhkan rugi, namun adanya jalan alternatif bisa menjadi solusi. ”Saya tidak mem­persoalkan jalur khusus tambang, tapi judulnya membuat jalan baru alterna­tif untuk meretas kemacetan selama ini di Kecamatan Parungpanjang. Tapi truk berat akan tidak melewati perkotaan, tapi ke jalan alternatif tadi. Jalan alter­natif itu melintasi Perhutani yang tidak banyak warga, ketika mogok, kempes ban atau kerusakan tidak akan berdam­pak macet seperti di jalan yang sekarang,” pungkasnya. (sir/b/els/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X