PARUNGPANJANG - Pemerintah Kecamatan (Pemcam) Parungpanjang terus mengkaji rencana pembangunan jalan alternatif angkutan tambang. Hal itu dilakukan agar truk tambang tidak melintas di Kecanatan Parungpanjang.
Sebelumnya, rencana pembuatan jalur khusus angkutan tambang sempat muncul ke permukaan publik sejak 2015. Namun wacana tersebut terancam batal lantaran adanya instruksi sekretaris daerah (sekda) Kabupaten Bogor untuk mengkaji jalan alternatif truk tambang.
”Atas perintah pak sekda yang bersifat inisiatif untuk membuat jalan alternatif angkutan tambang, dengan melibatkan masyarakat dan pengusaha tambang, transporter di wilayah Kecamatan Parungpanjang yang sifat swadaya,” kata Sekcam Parungpanjang, Icang Aliyudin.
Icang meminta masyarakat ikut terlibat dalam pemetaan jalan alternatif. Soal rute jalan di Kecamatan Parungpanjang, ia menjelaskan bahwa jalur aternatif akan melintasi Leuwikopo Desa Gorowong, Kampung Gunungpicung Desa Pingku dan perbatasan antara Desa Cikuda dengan Desa Dago lalu tembus ke Rumpin dari Desa Mekarsari dan Desa Sukamulya. ”Nanti Cigudeg dan Rumpin pak sekda yang koordinasi dengan camat Rumpin dan camat Cigudeg,” paparnya. Menurut Icang, melintasi jalan baru sepanjang 1,1 kilometer. Sedangkan 6 kilometer, jalan sudah ada, tinggal pelebaran dan pengerasan jalan. Rata-rata melintas di lahan Perhutani. ”Kalau dihitung jalan alternatif di Parungpanjang ada 7,1 kilometer, yang 1, 1 lahan milik warga, sedangkan 6 kilometer lahan milik perhutani, dengan lebar jalan 12 meter,” terangnya.
Tak hanya masyarakat, pengusaha tambang dan transporter pun harus dilibatkan seperti yang peminjaman alat-alat berat untuk membuka jalan. Selama ini pengusaha mengeluhkan rugi, namun adanya jalan alternatif bisa menjadi solusi. ”Saya tidak mempersoalkan jalur khusus tambang, tapi judulnya membuat jalan baru alternatif untuk meretas kemacetan selama ini di Kecamatan Parungpanjang. Tapi truk berat akan tidak melewati perkotaan, tapi ke jalan alternatif tadi. Jalan alternatif itu melintasi Perhutani yang tidak banyak warga, ketika mogok, kempes ban atau kerusakan tidak akan berdampak macet seperti di jalan yang sekarang,” pungkasnya. (sir/b/els/py)