METROPOLITAN - Masyarakat di wilayah utara Kabupaten Bogor dihantui rasa takut dan cemas. Sebab, sepanjang ruas Jalan Kemang- Parung, minim Penerangan Jalan Umum (PJU). Akibatnya jalan tersebut kerap kali jadi lokasi kecelakaan maupun aksi kejahatan jambret. Minimnya PJU itu dikeluhkan manajemen Rumah Sakit (RS) Sentosa Kemang. Menurut Komisaris Utama RS Sentosa, Fritz M Rumintjap, PJU dari dan menuju ke RS Sentosa, sejak dipasang, hanya menyala beberapa hari saja. Sampai kini sudah berbulan-bulan mati tapi belum diperbaiki. ”Mubazirnya PJU yang baru dipasang namun tidak berfungsi. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas dan rampok di jalan sepanjang wilayah tersebut,” kata Fritz. Selain rawan kecelakaan dan rampok, akses ke pelayanan kesehatan di wilayah tersebut cukup sulit karena kondisi jalan agak suram. Terlebih saat pandemi Covid-19, kadang butuh ketepatan datang ke lokasi pertolongan. ”Akibat minimnya PJU di ruas Jalan Kemang, sering terjadi jambret. Salah satunya kejadian malam hari, malah ada yang keseret di jalan. Selain itu, kebetulan sudah tiga perawat saya yang jadi korban saat pulang dinas,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Ade Yana, menjelaskan pengadaan PJU di Jalan Kemang itu merupakan kewenangan Badan Pengelola Transportasi dan Jalan (BPTJ). ”Karena itu statusnya ruas jalan nasional. Jadi kewenangannya ada di BPTJ, bukan dari Dishub Kabupaten Bogor,” kata Ade Yana. Namun, pihaknya akan tetap melakukan koordinasi dengan pihak BPTJ agar PJU yang berada di sepanjang ruas Jalan Kemang bisa diperhatikan BPTJ. ”Pasti kita akan bantu untuk berkoordinasi. Kalau itu ruas jalan kabupaten, pasti kita langsung pasang,” pungkasnya. (mul/c/els/run)