METROPOLITAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berencana menyinkronkan jalur tambang dan Tol Bogor-Serpong via Parung-Sentul Selatan dan Karawang Barat sepanjang enam kilometer atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) III. Di Kabupaten Bogor sendiri yang rencananya akan dilintasi jalan tol di antaranya Kecamatan Rumpin, Parungpanjag, dan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat Mochamad Ichsan mengatakan, DPRD Jawa Barat sudah melakukan pembahasan pada dinas terkait soal rencana pembangunan jalan tambang di Parungpanjang, Rumpin, dan Cigudeg. Namun, ada salah satu konten yang unik berbicara soal jalur tambang saat membahasnya bersama kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat. Ia menuturkan, jalan tambang ini memang jalan khusus yang diminta DPRD Jawa Barat untuk mengakomodasi kendaraan-kendaraan yang bertonase tinggi. Karena sangat berbeda dengan jalan-jalan umum, jadi ada skema antara jalan tambang dan jalan umum. ”Kemarin kita sudah berkunjung ke Dinas ESDM, jadi ada skema jalannya. Ada jalan umum, ada juga jalan khusus tambang. Dari skema itu, jalan tambang membersamai dengan jalan umum,” beber Ichsan saat reses di Kecamatan Parungpanjang, kemarin. Ia menyebut rencana pembangunan jalur khusus tambang akan direalisasikan pada 2022 karena sudah diusulkan tahun ini. ”Mudah-mudahan ini bisa dianggarkan, sehingga rencana pembangunan jalur khusus tambang bisa direalisasikan,” harapnya. Disinggung soal rencana pengalihan jalur tambang ke ruas Tol Serpong-Bogor, Ichsan mengaku sudah membicarakan soal tersebut dengan adanya rencana sinkronisasi jalur tambang ke ruas Tol Serpong-Bogor. ”Kita sudah membicarakan hal itu, soal rencana jalan tol dan jalur khusus tambang. Baru kepada anggaran di Jawa Barat saja,” ujarnya. DPRD Jawa Barat sendiri, sambungnya, akan mendalami lagi soal rencana tersebut. Terlebih jalan tambang di Jawa Barat bukan hanya ada di Kabupaten Bogor, ada juga di Cianjur, Sukabumi, dan Parahiyangan. “Namun untuk detailnya kita akan dalami lagi. Tapi yang paling seksi itu adalah Kabupaten Bogor yang harus segera dilakukan. Karena paling banyak dampaknya. Jadi jangan sampai menjadi keprihatinan,” ujar Ichsan. Sebelumnya, Pemkab Bogor bersama pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat membahas rencana pembangunan jalan tol khusus tambang Bogor-Serpong via Parung-Sentul Selatan dan Karawang Barat sepanjang enam kilometer atau JORR III di ruang rapat wakil bupati Bogor, awal Maret ini. Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika menjelaskan rencana pembangunan jalan tol khusus tambang itu dilakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan adanya kecelakaan dan kerusakan di jalan publik yang diakibatkan kendaraan tambang. “Pembangunan tol itu sangat krusial. Dengan adanya jalan tol khusus tambang, kendaraan tambang tidak akan lagi bersinggungan dengan permukiman. Tidak bersatu lagi dengan jalan publik yang menyebabkan kecelakaan atau jalan rusak,” jelas Ajat. Ajat menyebut ada sekitar 8.000 truk tambang per hari yang melewati jalan publik untuk menyuplai hasil tambang ke Jakarta, Tangerang, dan Pulau Jawa karena kualitas hasil tambang dari Cigudeg, Rumpin, dan Parungpanjang merupakan kualitas nomor satu. Sehingga 80 persen suplai pembangunan jalan tersebut disuplai dari hasil tambang Kabupaten Bogor. “Hasil kesepakatan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jabar, dan Pemkab Bogor, pembangunan jalan tol khusus tambang akan dibangun pada Maret 2022 mendatang, yang akan dipadupadankan dengan perencanaan dan pelaksanaannya, serta tugas masing-masing,” tandasnya. (mul/c/els/run)