Penyebaran Islam di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, diperkirakan sudah masuk pada abad ke-17 atau sekitar tahun 1870. Hal itu dibuktikan dengan adanya Masjid Al-Islah di Kampung Gobang, RT 02/01, Desa Gobang, yang berdiri sekitar tahun 1870. SEBELUM berkembangnya Islam, masyarakat Rumpin bagian selatan masih menganut kepercayaan dengan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur. Hingga ajaran tersebut secara perlahan eksistensinya semakin tergeser. Akhirnya banyak warga yang mulai masuk Islam. “Islam masuk karena kedatangan ulama asal Banten yang memperkenalkannya. Sebelumnya masyarakat di sini masih menganut kepercayaan tentang alam,” kata Ketua DKM Al-Islah, Kiai Asep Jamaludin. Ia menuturkan, kehadiran sang ulama Tubagus Martam sangat berperan penting dalam penyebaran Islam, khususnya di Kecamatan Rumpin. Dalam prosesnya, Martam berhasil menguasai wilayah. “Tubagus Martam sengaja datang ke Rumpin bagian selatan. Kedatangannya tidak lain untuk menyiarkan agama Islam di Kecamatan Rumpin,” kata Asep. Sebelum menjadi Kampung Gobang, dulunya bernama Kampung Muntilan. Entah kenapa, kampung tersebut menjadi Kampung Gobang. Namun, versi lain dari Gobang yakni berasal dari duit Belanda. Ada juga yang menyebut dari sebuah golok gobang. “Saya mendapatkan cerita tersebut dari guru yang saat itu masih ada. Selain berdakwah, Abah Martam sendiri mendirikan masjid yang dibangun pada pada abad ke-17,” terang Asep. Namun, sambungnya, bentuk masjid saat pertama kali dibangun tidak diketahui detail. Yang pasti, masjid tersebut pertama kali hanya terbuat dari anyaman bambu atau bilik. “Pada 1979 masjid direhab untuk pertama kali. Saat pembangunan masjid, bahan-bahannya sangat mudah didapat, terutama kayu. Karena untuk pembuatan kubah harus terbuat dari kayu yang kuat,” ucapnya. Masjid Gobang sendiri, sambungnya, jika dilihat dari bentuknya tidak mmiliki filosofis tertentu. Namun jika dilihat dari jumlah tiang masjid, terdapat 17 tiang. Untuk depan masjid berjumlah lima dan samping empat, ditambah yang tengah masjid berjumlah empat tiang. “Dengan jumlah tiang tersebut menggambarkan jumlah rukun Islam serta jumlah salat lima waktu. Namun jika dihitung dengan jumlah total ada 17 tiang, artinya jumlah dalam rakaat salat,” pungkasnya. (mul/c/els/run)