METROPOLITAN.ID - Konten Kreator Bobon Santoso menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah mengakui bahwa ia menolak membuat konten memasak di Aceh untuk menyediakan makanan bagi para pengungsi Rohingya.
Kontroversi ini bermula dari unggahan potongan konten podcast-nya bersama Praz Teguh pada 5 Desember 2023, di mana Bobon dan Praz sebenarnya membahas topik lain tentang strategi kreator konten untuk mendapatkan pengikut atau pelanggan baru kemudian merujuk ke pembahasan konten memasak untuk pengungsi Rohingnya.
Bobon Santoso, seorang konten kreator, menjadi perbincangan di media sosial setelah mengakui menolak membuat konten memasak di Aceh untuk para pengungsi Rohingya, yang bermula dari unggahan podcastnya bersama Praz Teguh pada 5 Desember 2023.
Baca Juga: Ammar Zoni Tiga Kali Absen di Persidangan Cerai dan Kini Terjerat Kasus Narkoba untuk Ketiga Kalinya
Praz Teguh dan Bobon Santoso menjadi sorotan setelah Praz Teguh mengungkapkan bahwa Bobon menolak membuat konten memasak di Aceh untuk membantu para pengungsi Rohingya, pada sebuah potongan konten podcast bersama pada 5 Desember 2023.
Namun, netizen menyampaikan permintaan di luar konteks di kolom komentar, meminta Bobon Santoso untuk memasak bagi pengungsi Rohingya di Aceh.
Di momen tersebut, Bobon Santoso memberikan jawaban tegas, menyatakan bahwa ada yang lebih membutuhkan bantuan daripada para pengungsi Rohingya.
Baca Juga: PAD Belum Capai Target, Sekda Kota Bekasi Junaedi 'Semprot' ASN : Jangan Kendor Kerja!
“Lebih baik memasak untuk saudara di Papua,” ungkap Bobon Santoso.
Bobon Santoso juga memberikan respons pedas ketika ada netizen yang tetap bersikeras meminta kontennya untuk pengungsi Rohingya.
“Rohingya di Aceh menanti sajian besar dari Bobon Santoso,” komentar seorang netizen.
Baca Juga: Album BLACKPINK Laku dengan Tawaran 180 Ribu di Lelang KPK pada Hari Antikorupsi Sedunia
Seiring kedatangan para pengungsi Rohingya sejak November 2023, pro dan kontra muncul di masyarakat Aceh.
Ditambah, Beberapa warga lokal tidak sepenuhnya menerima keberadaan pengungsi karena ada perilaku kurang menghargai terhadap penduduk lokal.