Dituduh Selingkuh, Aku Diseret Suami sampai Memar (Habis) Karena aku menangis, ada beberapa ibu yang kasian dan memanggil suami mereka. Tapi ya, bapak-bapak ini hanya bisa nenangin suamiku dari jauh dan bilang,”Pak, sabar Pak.
Kasian Ibu, Pak. Kasian Pak, diliat sama anak.” Tapi tidak juga suamiku mereda. Hingga akhirnya datang satpam komplek yang dipanggil sama tetangga yang lain.
Mungkin karena satpam ini maju, beberapa bapak-bapak juga makin berani maju ingin melerai aku dan suami.
Akhirnya berhasil. Malu banget karena sekarang semua tetangga ngeliat saya diperlakukan macam itu.Kami akhirnya diminta masuk rumah.
Beberapa ibu-ibu menenangkan aku di dalam kamar, sementara suami dibawa ke rumah sebelah. Tanganku sakit, merah memar. Aku nangis habis-habisan di bahu tetangga.
Singkat cerita, malem itu Koordinator komplek datang ke rumah beserta ustaz musala. Kami didamaikan dan suamipun ditenangkan.
Suami berjanji ngga akan mengulangi kejadian itu lagi dan akan lebih logis dalam bertindak.
Dia juga minta maaf padaku, lalu mencium dan memelukku. Sakit hati ini memang masih ada, tapi namanya pernikahan, akan kami coba pertahankan sebaik mungkin. (*) Bersambung...