Atas dasar komitmen tersebut Wali Kota Bogor, Bima Arya diangkat sebagai pimpinan di tingkat Asia Pasifik yang komitmen dalam Kawasan Tanpa Rokok.
Baca Juga: Inflasi Kota Bogor 0,15 Persen, Wali Kota Bima Arya : Kopi Jadi Penyumbang Inflasi Terbanyak
“Dengan masuk dalam pilot project akan sangat membantu kita dalam pengawasannya, karena komitmen apapun tanpa implementasinya yang terus menerus. Komitmen yang sudah baik, dalam pelaksanaan bukan berarti tanpa persoalan, kendala yang ada dibutuhkan upaya yang konsisten dan update," ujar dia.
"Sistem pengawasan harus ketat, tidak cukup hanya aplikasi dan evaluasi. Tidak menutup kemungkinan dashboard e-Monev KTR kita integrasikan dengan Si Badra,” kata Syarifah Sofiah.
Syarifah Sofiah meminta kelemahan yang ada menjadi bahan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan ke depan, baik sistem maupun implementasinya.
Baca Juga: Tebar Kebaikan Ramadhan, HDCI Bogor Santuni Anak Yatim plus Berbagi Seribu Takjil buat Pengendara
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Tim Kerja Penyakit Paru Kronis dan Gangguan Imunologi Kementerian Kesehatan, Benget Saragih Turnip dan Ridwan Fauzi dari WHO Indonesia.
Benget Saragih menyampaikan bahwa akselerasi dibutuhkan dalam beberapa hal agar dashboard E-Monev KTR bisa dilaksanakan, diantaranya input data secara real time dan verifikasi oleh tenaga verifikator.***