Sabtu, 30 September 2023

Jeritan Pedagang Beras Imbas Jembatan Otista Ditutup: Lebih Parah dari Covid, Bertahan dari Keluhan Pelanggan

- Selasa, 6 Juni 2023 | 19:14 WIB
SEPI: Toko-toko di sepanjang Jalan Otista, Kota Bogor, banyak yang tutup akibat kehilangan pengunjung dampak penutupan Jembatan Otista. (Metropolitan)
SEPI: Toko-toko di sepanjang Jalan Otista, Kota Bogor, banyak yang tutup akibat kehilangan pengunjung dampak penutupan Jembatan Otista. (Metropolitan)

METROPOLITAN.id - Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Perumpamaan itu nampaknya tengah dirasakan sejumlah pedagang atau pengusaha yang berjualan di sekitar Jembatan Otista Bogor.

Baru merasakan perbaikan penghasilan pasca terpuruk imbas Pandemi Covid. Kini, mereka kembali mengalami keterpurukan imbas Jembatan Otista Bogor yang ditutup, karena harus direvitalisasi.

Mirisnya, penghasilan yang di dapat para pedagang atau pengusaha saat ini, jauh lebih parah dari Pandemi Covid. Hal itu seperti diungkapkan Pedagang sekaligus Pemilik Toko Beras, Tasa Rudman.

"Kalau efek penutupan (jembatan) Otista itu lebih parah dari pada Covid jatuhnya, untuk jualan," kata Tasa Rudman kepada Metropolitan.id, Selasa 6 Juni 2023.

"Jujur waktu Covid saja tahun pertama itu ya ngefek, tapi tidak terlalu ya. Berpengaruh ke penjualan itu pas PSBB, mulai drop dari 30, 40 sampai 50 persen," sambung dia.

Setelah keadaan normal, dilanjutkan dia, penjualan mulai naik lagi sekitar 10 sampai 20 persen, dalam arti bisa menjual sekitar 70 persen dagangannya.

Akan tetapi, di tengah keadaan yang perlahan mulai membaik, pihaknya kembali mengalami penurunan penghasilan ketika Jembatan Otista mulai ditutup.

Di mana, sampai saat ini pihaknya hanya mampu menjual sekitar 30 sampai 40 persen dagangannya, yakni beras.

"PSBB 50 persen (turunnya). Sempat naik lagi 10-20 persen, gak drastis lah pelan-pelan. (Tapi) adanya penutupan, sekarang turunnya lebih parah," ucap Tasa Rudman.

"Sekarang paling cuma hidupnya 30-40 persen saja. Jauh sekali. Biasa saya sehari itu bisa jualan Rp10-15 juta, sekarang boro-boro, nyari Rp5 juta juga udah engap-engapan," lanjut dia.

Itu pun, diakui Tasa Rudman, penghasilan yang didapat hanya bisa mengandalkan dari pelanggan tetap yang sudah biasa membeli berasnya. Dengan catatan, dirinya kerap mendapat komplainnan dari para pelanggannya.

"Langganan yang sudah tau aja, itu pun mereka pada protes karena, 'waduh bos jauh juga ya bos'," ungkap Tasa Rudman seraya menirukan ucapan para pelanggannya.

"Dan sebenarnya waktu seminggu pertama jembatan masih bisa dilewatin pejalan kaki dan motor itu masih better, masih ketolong banget," imbuh dia.

"Nah kalau sekarang pas sudah mulai pembangunan rata semua dibongkar, waduh kacau, wah udah keos," lanjut dia.

Halaman:

Editor: Muhammad Reza Malik

Tags

Terkini

X