Senin, 22 Desember 2025

Jeritan Pedagang Beras Imbas Jembatan Otista Ditutup: Lebih Parah dari Covid, Bertahan dari Keluhan Pelanggan

- Selasa, 6 Juni 2023 | 19:14 WIB
SEPI: Toko-toko di sepanjang Jalan Otista, Kota Bogor, banyak yang tutup akibat kehilangan pengunjung dampak penutupan Jembatan Otista. (Metropolitan)
SEPI: Toko-toko di sepanjang Jalan Otista, Kota Bogor, banyak yang tutup akibat kehilangan pengunjung dampak penutupan Jembatan Otista. (Metropolitan)

"Dan tiga minggu setelahnya (pasca SSA jadi dua arah) flat. Ini aja baru keliatan agak lumayan, baru 2 hari ini agak membaik," beber M Iqbal.

"Biasanya hanya 1-2 meja saja, padahal biasanya selalu penuh. Rata-rata masih turun 50 persen," lanjut dia.

Dilanjutkan M Iqbal, sebenarnya pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bapenda Kota Bogor, untuk meminta solusi berupa kompensasi agar para pengusaha yang terdampak pembangunan Jembatan Otista Bogor ini dapat tetap survive.

Akan tetapi, jawaban yang diberikan tidak sesuai ekspetasi. Sehingga, pihaknya memutuskan membuat video sebagai bentuk kekecewaan terhadap Pemkot Bogor.

"Jawabannya gak bisa bantu apa-apa. Akhirnya saya bikin video sebagai bentuk kekecewaan terhadap Pemkot yang angkat tangan pada proyek yang mereka lakukan," ungkap M Iqbal.

"Kondisi kami sudah setengah leher. Mau nunggu berapa lama lagi. Jangan sampai nunggu bulan-bulan setelahnya kami malah tutup karena ga bisa menghidupi puluhan karyawan kami," sambung dia.

Perlu diingat, dikatakan M Iqbal, bahwa di tengah keterpurukan penghasilan imbas adanya pembangunan Jembatan Otista Bogor ini, pihaknya terus berupaya agar bisa tetap survive.

Yakni, dengan gencar melakukan promo, dan memberitahukan ke para pelanggan bahwa tempat jualannya masih tetap buka.

Akan tetapi, upaya yang dilakukan pun belum sebanding dengan penghasilan yang didapatkan.

Untuk itu, saat ini pihaknya minimal ada keringanan pajak yang diberikan pemerintah ke para pengusaha di sekitar Jembatan Otista Bogor.

"Kami minta keringanan pajak supaya ada toleransi untuk kami. Jangan sampai disamakan dengan kondisi sebelumnya," beber dia.

"(Karena) Beberapa toko ada yang tutup. Padahal sebelum jembatan ditutup, nyari lahan disini susah, banyak yang antre pengen toko di sini. Tapi sekarang banyak yamg mulai tutup karena ngerasin dampak penutupan," ucap M Iqbal.

"Ada 4 yang sudah tutup. Awal mei sudah mulai kelihatan pada pindah. Dari pada gak bisa nutup beban operasional, akhirnya memilih tutup," sambung dia.

Soal kenapa pihaknya tidak memilih tutup, ditambahkan M Iqbal, sebenarnya ia pun ingin melakukan hal tersebut, sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah.

Akan tetapi, hal itu urung dilakukan karena pihaknya masih memikirkan nasib puluhan karyawannya, yang selama ini sudah bersama-sama membesarkan tempat usahanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X