METROPOLITAN - Banjir yang terjadi RT 05/01 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara pada Jumat (7/2) silam, menjadi pertanyaan bagi kehadiran Kolam Retensi yang dibangun oleh Pemkot Bogor.
Untuk itu, pengamat, pakar dan penemu teknologi Resapan Biopori, Kamir R.
Brata menjelaskan fungsi dan manfaat dari teknologi Resapan Biopori untuk Konservasi tanah dan air, serta perbaikan lingkugan hidup.
Pria yang akrab disapa Kamir ini menjelaskan, Biopori (biopore) merupakan ruangan atau pori dalam tanah yang dibentuk oleh mahluk hidup seperti fauna tanah dan akar tanaman.
Biopori sendiri berbentuk liang (terowongan kecil), bercabang-cabang yang sangat efektif dapat menyalurkan air dan udara ke dan di dalam tanah.
Biopori terbentuk oleh adanya pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman di dalam tanah, serta meningkatnya aktivitas fauna tanah, seperti cacing tanah, rayap, dan semut menggali liang di dalam tanah.
“Kelebihan biopori dibandingkan dengan pori makro di antara agregat tanah, yaitu: lebih mantap karena dilapisi oleh senyawa organik yang dikeluarkan oleh tubuh cacing, berbentuk lubang silindris yang bersinambung ke segala arah dan tidak mudah tertutup oleh adanya proses pengembangan karena pembasahan pada tanah yang bersifat vertik, dapat menyediakan liang yang mudah ditembus akar tanaman dan menyediakan saluran bagi peresapan air (infiltrasi) secara horizontal maupun vertikal yang lancar ke dalam tanah,” jelas Karim.
Lubang resapan biopori (LRB) merupakan lubang berbentuk silindris berdiameter 10 cm yang digali ke dalam tanah.
Kedalamannya sekitar 100 cm dari permukaan tanah,atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah.
Salurah peresapan biopori (SPB) merupakan saluran lebar 20-30 cm, dalam 20-30 cm memanjang mengikuti kontur atau memotong kemiringan lahan.
Lubang/saluran diisi sampah organik sebagai makanan beraneka-ragam organisme tanah (biodiversitas tanah) untuk hidup dan berkembang-biak.
Fauna tanah bekerja menggali liang (biopori) dan mengunyah memperkecil ukuran sampah organik, sehingga dapat membantu mikro-organisme untuk melapukkan sampah organik menjadi kompos.
“Pembuatan lubang/saluran yang relatif kecil ke dalam tanah dapat memperluas permukaan vertikal seluas dinding lubang/saluran yang dapat menampung sampah organik dan meresapkan air dalam lubang/saluran dengan lancar ke segala arah,” sambung Kamir.
Masih kata salah satu dosen IPB ini, LRB/SPB dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air.