METROPOLITAN - Siswa-siswa di SDN Cikeas 02, Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, kini harus melaksanakan kegiatan belajar dengan perasaan was-was.
Bagaimana tidak, tiga ruang kelas yang berisi 99 siswa dan perpustakaan, serta ruang operator terancam kena longsor susulan setelah, terjadi tanah longsor pada Jumat (7/2) lalu, namun hingga kini bekas longsoran belum juga diperbaiki.
Bahkan, pembatas antara bekas longsoran dengan bangunan terdekat pun hanya di batas dengan bambu seadanya.
Sehingga membahayakan keselamatan siswa karena bersebelahan dengan WC siswa.
Salah satu Guru SDN Cikeas 02 Iyan Maulana, mengatakan, tebing batas yang bersebelahan dengan irigasi sungai itu longsor pada Jumat (7/2) sekitar pukul 17:30 WIB.
Saat itu, beruntung kegiatan belajar mengajar sudah selesai, dimana siswa dan guru sudah kembali kerumah masing-masing.
"Ada laporan dari penjaga sekolah. Sabtu-nya langsung dikasih batas seadanya. Lalu laporan ke kantor kecamatan," katanya kepada Metropolitan, Rabu (12/2/2020).
Setelah itu, sambung dia, Senin (10/2) pihak kecamatan mendatangi lokasi untuk melakukan peninjauan.
Saat itu, pihak pemerintah belum menjanjikan apa-apa untuk menangani kasus ini.
Sedangkan laporan ke Dinas Pendidikan (Disdik), kata Iyan, sudah dilakukan oleh kepala sekolah.
"Kita kan khawatir. Sekolah tetap jalan, tahun ajaran masih maju. Kalau dibiarkan terus ya bahaya. Jaraknya hanya satu meter dengan bangunan terdekat dengan longsoran, yaitu tiga ruang kelas, perpustakaan dan ruang operator," tukasnya.
Dari tiga kelas itu, kurang lebih ada 90-an siswa karena diisi kelas 5 dan kelas 6A-6B, masing-masing 33 siswa.
Itu belum dengan guru dan staf yang bekerja di ruang perpustakaan dan ruang operator.
"Sampai sekarang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) masih jalan, walaupun anak-anak mulai laporan, takut kalau lihat ke belakang. Dekat WC yang suka mereka pakai. Mudah-mudahan ada segera tindakan, bangun turap, atau penanganan sementara dulu lah. Biar kami nggak khawatir. Kan cuma satu meter jaraknya dengan ruang kelas," keluh Iyan.