METROPOLITAN - SMPN 9 Kota Bogor, tidak henti-hentinya mendidik siswanya agar memiliki rasa kebinekaan antarumat beragama hingga memiliki karakter yang baik. Hal itu terlihat mulai dari kegiatan keagamaan. Di mana sebelum kegiatan belajar dimulai, siswa muslim ’diharuskan’ mengikuti kuliah umum (kultum) dan salat duha selama 15 menit di halaman sekolah. Begitu juga dengan siswa non muslim, para guru ’mewajibkan’ mereka mengikuti kegiatan keagamaannya di salah satu ruang kelas yang telah disiapkan. ”Kalau kultum dilaksanakan setiap hari. Salat duha, setiap Sabtu. Sedangkan bagi siswa non muslim (Nasrani, red), kegiatan keagamaannya dilaksanakan setiap Jumat, dengan dibimbing satu guru Pendidikan Agama Kristen (PAK), di salah satu ruangan,” ujar Wakil Kepala SMPN 9 Joko Suyanto, kepada Metropolitan, di sekolahnya, Jalan Dreded, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Sabtu.
Dia menjelaskan, siswa SMPN 9 berjumlah 885 orang, 90 persen di antaranya beragama Islam, selebihnya non muslim. Walaupun jumlah siswa sekolah ini didominasi beragama Islam, lanjutnya, tenaga pendidik dan kependidikan SMPN 9 selalu menanamkan rasa kebinekaan. ”Ini kami lakukan, agar siswa menyadari bahwa kebinekaan itu sangat perlu. Sehingga siswa tidak merasa ego dan nantinya para siswa bisa hidup bersosialisasi dan siap menyatu dengan masyarakat,” pungkasnya.
(rub/dod/tur/ar/ram/dit)