METROPOLITAN - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor mengajak para kepala sekolah (kasek) dan guru SD maupun SMP, agar selalu melakukan Pembiasaan Sikap dan Perilaku (PSP) yang positif terhadap peserta didiknya. Tetapi, harus pula mencerminkan nilai-nilai pancasila. Karena, hal tersebut sudah menjadi bagian dari proses belajar dan budaya di setiap sekolah. ”Setiap ada kegiatan, saya selalu mengingatkan para kepsek, agar dapat menciptakan lingkungan sekolah menjadi tempat nyaman dan inspiratif bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan. Sebab, bila tidak dilaksanakan, akan berdampak terhadap mutu dan kualitas pendidikan di sekolah tersebut,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Disdik Kota Bogor H Fahrudin, kepada Metropolitan, di kantornya, Jalan Pajajaran 125, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, akhir pekan kemarin.
Selain itu, ia juga meminta kepsek terus berupaya menggerakkan pendidikan karakter di sekolahnya masing-masing, walaupun seharusnya pendidikan karakter menjadi gerakan bersama yang melibatkan pemerintah, masyarakat dan orang tua siswa. ”Kalau pembiasaan terus dilakukan siswa, guru dan tenaga kependidikan, sudah pasti nantinya tumbuh kebiasaan baik dan akan terbentuk generasi berkarakter positif,” papar H Fahmi, panggilan akrab H Fahrudin.
Begitu juga terhadap penumbuhan budi pekerti, kata H Fahmi yang juga Sekretaris Disdik ini, merupakan kegiatan yang benar-benar harus dilaksanakan sejak dini, terutama PSP terhadap siswa-siswi SD. Karena, tujuan penumbuhan budi pekerti, tak lain untuk menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan. ”Jadi, dalam penumbuhan budi pekerti, para guru atau tenaga pendidik harus memulainya dari kegiatan pembiasaan, interaksi, serta komunikasi. Tapi, harus pula berbentuk kegiatan umum, harian, mingguan, bulanan, tengah tahunan dan tahunan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala SDN Polisi 1 H Hidayat ketika dihubungi Metropolitan, Minggu kemarin, mengaku bahwa para guru maupun tenaga kependidikannya telah berupaya melaksanakan pembiasaan budi pekerti terhadap siswa-siswinya. Bahkan, dalam pelaksanaannya, pihak sekolah juga melibatkan pihak terkait. ”Kami selalu menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik terhadap siswa. Karena, hal itu merupakan salah satu bentuk pendidikan karakter,” ujarnya.
Begitu juga dengan pendidikan budi pekerti, kata H Hidayat, guru-guru di sekolah itu terus berusaha membiasakan, mengembangkan, menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam sikap dan perilaku peserta didik. Sehingga, para siswa memiliki sikap dan perilaku yang luhur (berakhlakul karimah, red) dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia maupun dengan lingkungan. ”Kami selalu menanamkan nilai-nilai akhlak mulia ke dalam diri peserta didik yang kemudian terwujud dalam tingkah lakunya,” tutup H Hidayat.
(tur/ar/ram/dit)