metro-pendidikan

SDN Cibuluh 1 Diperiksa Tim BAP Jabar

Rabu, 14 Juni 2017 | 10:49 WIB

METROPOLITAN – Dua orang tim Asesor dari Badan Akreditasi Pendidikan Provinsi (BAP) Jawa Barat datangi SD Negeri Cibuluh 1 di Jalan Raya KS Tubun, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, kemarin. Tim yang terdiri dari H Tabrani dan Yetti Kesnawati ditugaskan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat, selama dua hari untuk memeriksa dan menilai standar dari sekolah yang ditunjuk. "Kami ke sekolah ini untuk melakukan pemeriksaan dan menilai pencapaian kompetensi dari setiap standar yang telah dibuat dan ditentukan pemerintah kepada kepala sekolah di seluruh Jawa Barat, khususnya di SDN Cibuluh 1 ini," ujar H Tabrani kepada Metropolitan di sela-sela pemeriksaan.

Sedangkan penilaian yang dilakukan olehnya merupakan komponen yang telah ditetapkan pemerintah, seperti standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian, "Inilah yang harus dipenuhi oleh pihak sekolah agar bisa mencapai standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah," terangnya.

Selama berada di sekolah ini, mereka akan melihat dari sisi administrasi, kelengkapan sarana prasarana, dari proses pembelajaran sebagai pokok nilai di semua yang ada di dalam delapan standar penilaian akreditasi. "Kenapa sekolah itu perlu dinilai, sebetulnya ini adalah upaya pemerintah untuk mengetahui sejauhmana setiap lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta telah mencapai standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kemudian. pencapaian itu akan diserahkan sepenuhnya oleh kepala sekolah dan guru-guru dalam pemenuhan penilaian," paparnya. Sedangkan kendala yang dihadapi SDN Cibuluh 1, menurut Tabrani, adalah masalah lahan yang sangat sempit. Sehingga membuat penilaian minus untuk SDN Cibuluh 1. Akibatnya, sekolah tersebut sulit untuk melakukan pengembangan. Dimana, kondisi lapangan sekolah sangat diperlukan untuk kegiatan upacara dan aktivitas lain di lapangan. "Jadi, kesempatan anak untuk berkarir, berkarya, bergembira di sekolah 'pavorit' itu sedikit sulit," katanya.

(rob/tur/ar/mam/dit)

Tags

Terkini