Lezatnya ikan patin dan buah durian. Di Provinsi Riau sebagai produk unggulan. Jangan main-main dengan urusan pendidikan. Nasib masa depan bangsa menjadi taruhan. Itulah sebait pantun yang dibacakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat acara pembukaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2017 di Pekanbaru, Riau.
PANTUN tersebut dibacakannya pantun tersebut oleh Mendikbud bukan tanpa alasan. Sebelumnya, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman pun menyampaikan beberapa bait pantun saat menyampaikan sambutan di pembukaan OSN 2017. ”Bukan pedang sembarang pedang. Pedang dibeli dari Papua. Bukan datang sembarang datang. Kami datang untuk menjadi juara,” ujarnya dalam pembukaan O2SN.
Riau yang terkenal dengan sebutan Tanah Melayu memang kental dengan tradisi berpantun. Pantun menjadi salah satu tradisi orang Melayu yang kerap dibacakan di acara resmi, saat pidato, atau acara nonformal sekali pun. “Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi,” terangnya.
Selain pantun, nuansa budaya Melayu yang kental juga terasa melalui musik pengiring dan pertunjukan hiburan dalam acara pembukaan OSN 2017. Setiap kali ada pejabat yang akan menyampaikan sambutan, lantunan musik Melayu akan mengiringi perjalanan mereka mulai dari tempat duduk hingga mereka tiba di podium di atas panggung.
(*/mam)