METROPOLITAN – Pengelola pendidikan, khususnya SDN di Kota Bogor, mulai waswas pada bangunan sekolahnya. Terutama atap bangunan yang masih menggunakan balok dan kayu yang sudah keropos. Apalagi, akhir-akhir ini Kota Bogor mulai diguyur hujan deras disertai angin kencang.
Kekhawatiran itu pun dirasakan para guru dan kepala SDN Gunungbatu 1 dan 2, Kecamatan Bogor Barat. Sebab, balok kuda-kuda atap bangunannya sudah lapuk. Bahkan ada yang patah dimakan rayap. Padahal, kondisi tersebut telah dilaporkan ke Dinas Pendidikan. Namun hingga kemarin belum ada tanda-tanda bakal direhabilitasi maupun direvitalisasi.
”Apa harus nunggu ambruk dulu baru sekolah diperbaiki? Atau nunggu korban dulu, baru sejumlah pejabat datang meninjau sekolah ini. Semoga tidak sampai terjadi. Tapi, rasa waswas selalu ada,” kata orang tua siswa SDN Gunungbatu 1 dan 2, Linda, kemarin.
Menurut Linda, di sekolah ini ada beberapa ruang kelas. Di lantai dua, kondisi bangunannya cukup parah. Sebagian atapnya ambruk, karena puluhan tahun bangunan tersebut belum pernah direvitalisasi. Padahal pihak sekolah telah beberapa kali mengajukan perbaikan ke Disdik Kota Bogor, namun belum ada tanda-tanda akan diperbaiki.
”Kalau melihat kondisi bangunan sekolah ini kami waswas. Apalagi kalau hujan turun, karena kuda-kuda yang terbuat dari kayu balok sudah rapuh dimakan rayap. Bahkan, sebagian sudah ada yang patah,” ujar guru SDN Gunungbatu, beberapa waktu lalu.
Ia melanjutkan, bangunan sekolah yang mulai rusak itu sangat mengganggu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Untuk itu, mereka berharap disdik segera merehabilitasi bangunan sekolah tersebut. Sehingga para siswa merasa nyaman saat belajar. Selain lokasinya berada di lingkungan padat penduduk, jarak dari satu sekolah ke sekolah lain pun sangat jauh. (tur/ar/sal/py)