METROPOLITAN - Kepala KCD Pendidikan Wilayah I Provinsi Jawa Barat, Asep Sudarsono menilai pendidikan jarak jauh (PJJ) merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia. Untuk itu, ia akan berupaya membuat sistem pendidikan tinggi termasuk PJJ mampu beradaptasi dengan merancang terobosan dan program yang seirama dengan perkembangan zaman. “Kita akan lakukan. Pertama yang kita lakukan adalah mendekatkan tempat belajar ke tempat tinggal siswa. Karena, masih banyak warga yang putus sekolah, padahal dia masih usia sekolah,” katanya. Menurutnya, untuk biaya PJJ itu gratis, asalkan peserta didik mau ikut kegiatan belajar dan mereka akan memiliki ijazah sesuai sekolah induk. Hanya jam belajarnya saja yang berbeda. Sebab, dilaksanakan hanya dua kali dalam seminggu, yaitu Sabtu dan Minggu. “Tetapi materi pembelajaran sama dengan sekolah formal namun mereka untuk mengisi jam kosongnya belajar melalui media digital secara online. Kemudian untuk peserta didik mayoritas karyawan, dengan jumlah siswa minimal 20 orang dan usia maksimal 21 tahun,” ucapnya. Dengan begitu, Asep berharap agar warga Kabupaten Bogor yang putus sekolah pada usia sekolah mengikuti PJJ atau SMA Terbuka. Sebab, selain nantinya akan memiliki ijazah, mereka juga mendapat wawasan baru untuk meningkatkan SDM dan dapat mencari pekerjaan yang lebih baik dengan ijazah yang sama dengan pendidikan formal.(lis/ar/rez)