METROPOLITAN - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengusulkan dua jenis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) baru. Salah satunya untuk penerima BOS dari kawasan tertinggal, terdepan dan terluar (3T) serta berbasis kinerja. Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, mengatakan, BOS pertama adalah BOS untuk kawasan 3T. Sekolah mana yang termasuk kategori terluar, terdepan dan tertinggal serta daerah yang baru berdiri itu sedang diidentifikasi Kemendikbud. “Ini (3T) butuh perhatian khusus, karena secara riil tingkat kemahalannya lebih tinggi daripada daerah lain,” katanya. Didik menjelaskan, nanti daerah afirmasi yang sudah ditentukan sebagai penerima bantuan akan menerima anggaran tambahan dari BOS reguler yang rutin diberikan tiap tahun. Sementara saat ini Kemendikbud mengusulkan BOS untuk 3T jenjang SD sebesar Rp30 juta, SMP Rp45 juta dan SMA akan mendapatkan dana yang masih ditentukan besarannya. Sedangkan untuk BOS kinerja, ukuran pemberiannya bisa disesuaikan indikator sebagaimana kinerja sekolah terhadap ujian nasional, uji kompetensi guru dan peta mutunya. “Terakhir kemarin untuk (BOS) kinerja akan kita gunakan kebijakan zonasi. Tapi, kami terus mendefinisikan kinerja itu apa,” ungkapnya. Didik menambahkan, BOS kinerja nanti akan melihat sekolah mana yang bisa ditingkatkan kinerjanya sesuai kebijakan zonasi. “Intinya, Kemendikbud akan memberikan insentif agar sekolah yang masuk di satu zona tersebut dari yang belum berkualitas menjadi naik level standar pelayanannya,” ujarnya. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mendukung adanya usulan dua jenis BOS baru tersebut. Namun, dia meminta Kemendikbud menyiapkan formula dan petunjuk teknis agar BOS bisa meningkatkan kualitas layanan pendidikan di satu sekolah. Dia menjelaskan, kebutuhan standar siswa di seluruh daerah tidak sama dan pada praktiknya penentuan satuan biaya BOS yang seragam itu juga tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia yang tidak hanya banyak daerah terpencil, terluar, tapi juga terpisah antarkepulauan. Kegiatan kesiswaan misalnya saja untuk sekolah di pedalaman dengan jumlah murid mereka yang sedikit, dana BOS yang diterima sekolah pun sedikit. Dana BOS yang diterima akan semakin sedikit karena sekolah membutuhkan biaya transportasi untuk mengambil dana BOS ke bank kota.(oke/rez/py)