metro-pendidikan

Guru Besar Pendidikan Apresiasi Tes AKSI Guru dan Siswa

Jumat, 15 Maret 2019 | 06:30 WIB

METROPOLITAN - Adanya rencana penghapusan Ujian Nasional (UN) yang akan diganti dengan Assesment Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI)mendapat perhatian dariGuru Besar Sosiologi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Elly Ma­lihah. Menurut Elly, adanya rencana tersebut bagi peserta didik dari ting­kat dasar hingga atas. Menurutnya penambahan tes ter­sebut, tidak akan memberatkan para siswa asalkan waktu dan metodenya diperhatikan. ”Untuk AKSI, kan di kelas 3, 5, 8, dan 11 waktunya dibuat fleksibel. [Metodenya] dibuat santai dan menyenangkan,” ujar Elly. Tes AKSI ini, menurut Elly, sangat bermanfaat, sebab dari sana bisa di­ketahui kelemahan siswa, misalnya, kemampuan literasi, berhitung, daya ingat materi pelajaran, dan sebagainya. Sehingga hasil tes AKSI bisa menjadi data para tenaga ajar untuk mema­hami dan juga menjadikannya bahan evaluasi, agar ke depan bisa mengisi kelemahan tersebut. ”AKSI juga diperlukan untuk melihat kompetensi siswa, mengenai bahasa, matematika, dan IPA, sebagai kom­petensi dasar untuk tolok ukur proses belajar berikutnya,” ujarnya. Pada kesempatan terpisah, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad mengatakan, AKSI di­maksudkan untuk meninjau kem­bali mengenai rendahnya peringkat Indonesia dalam Program for Inter­national Assessment (PISA). Secara teknis, para siswa nantinya akan diberikan soal-soal yang mirip dengan soal yang ada di PISA. Hara­pannya, para siswa tersebut akan terbiasa ketika menghadapi soal HOTS. Yang dilakukan sebelum para siswa menghadapi UN dan dipastikan tidak akan membebani siswa. (tib/feb)

Tags

Terkini