metro-pendidikan

UPI Luluskan 862 Wisudawan

Kamis, 11 Juli 2019 | 11:40 WIB

METROPOLITAN- Rektor Universitas Pendidikan Indo­nesia (UPI) mewisuda 862 lu­lusan dalam sidang senat ter­buka wisuda gelombang ke II tahun akademik 2019/2020 di Gymnasium UPI, Jalan Setia­budi, Bandung. Selasa (9/7/2019). Para wisudawan terdiri dari lulusan program pendidikan Diploma (D-3) sebanyak 45 orang, program Sarjana (S-1) 673 lulusan, program magister (S-2) 116 lulusan, dan program doktor (S-3) 28 lulusan.

Dalam prosesi tersebut, ma­hasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dari prodi sarjana pendidikan kewarganegaraan FPIPS meraih predikat cum­laude, dengan capaian indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,95. Untuk prestasi terbaik program magister diraih oleh Gatot Su­priyanto yang merupakan lu­lusan prodi Pendidikan, Tek­nologi, dan Kejuruan pada sekolah pascasarjana (SPs), dengan IPK 3,98.

Sedangkan prestasi lulusan terbaik program doktor, dise­matkan kepada Wawan Dar­mawan dari prodi Pendidikan Sejarah pada Sps, dengan 4.00. Predikat tersebut sekaligus menjadikan dirinya doktor pendidikan sejarah pertama di Indonesia.

Gelar yang direngkuh Wawan Darmawan sebenarnya terjadi saat ia berhasil lulus dan di­nyatakan sebagai lulusan terbaik dari tujuh mahasiswa lainnya dalam prosesi sidang terbuka program S-3 Pendidikan Seja­rah Pascasarjana UPI yang diselenggarakan pada 20 Mei 2019 lalu, atau bertepatan dengan momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Program ini dibuka pada tahun 2015 dan terakreditasi pada 2019.

”Saya tidak pernah terpikir dapat menjadi doktor (pendi­dikan sejarah) yang pertama di Indonesia, sebab selain be­rusaha yang terbaik untuk me­nyelesaikan studi, tapi raihan prestasi ini juga karena do­rongan motivasi dari almarhum Prof. Dadang untuk saya mendaftar program S-3 Pen­didikan Sejarah dan menyele­saikannya selama ini,” ujarnya saat ditemui usai prosesi wisu­da gelombang II, di Gymna­sium UPI, Jalan Setiabudi, Bandung. Selasa (9/7/2019).

Sejumlah karya penelitian pun telah disumbangkan oleh bapak tiga anak, kelahiran Bandung, 1 Januari 1971 terse­but, diantaranya Antara Sejarah dan Pendidikan Sejarah (2016), Membangun Jatidiri Bangsa melalui Sejarah Lokal Peranan Yogyakarta dan Masa Revo­lusi Kemerdekaan Tahun 1945-1950 (2016), Pengembangan Replika Peninggalan Sejarah Sebagai Media Pembelajaran Sejarah (2017-2018), dan Ana­lisis Wacana Kritis terhadap Buku Teks Pelajaran Sejarah Masa Orde Baru dan Refor­masi di Indonesia (2018). Wa­wan mengatakan, setelah ber­hasil menyelesaikan pendidikan doktor tersebut, dirinya berte­kad untuk dapat memberikan kontribusi pada ilmu pendidi­kan sejarah bagi seluruh ma­syarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Terlebih pen­didikan sejarah perlu mengacu pada dasar ilmu pendidikan yang terus berkembang.(*/feb)

Tags

Terkini