METROPOLITAN – Belum selesai persoalan yang tengah dihadapi SDN Layungsari 2, kini SDN Layungsari 1 membutuhkan perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Sebab, bangunan gedung sekolah yang ditempatinya sudah rapuh atau rusak.
Kepala SDN Layungsari 1, Kusnadi, pun membenarkan ikhwal tersebut. Menurut dia, kondisi gedung sekolahnya sebagian sudah rapuh. Ditambah plafonnya hampir semua ruangan bolong. Jika hujan turun, airnya masuk ke ruang kelas hingga menyerupai kolam ikan.
“Ya beginilah kondisi gedung SDN Layungsari 1, plafonnya bolong-bolong. Kalau hujan airnya menggenangi ruang kelas dan ini masalah yang sedang kami hadapi. Makanya kami selalu berkoordinasi dengan komite sekolah untuk mencari solusi, bagaimana mengatasi permasalahan bangunan sekolah yang sudah rapuh ini,” beber Kusnadi, seraya menunjukkan plafon yang ambrol. Selain bangunan, sambung Kusnadi, yang sedang dihadapinya yakni tebing sekolah yang beberapa waktu lalu mengalami longsor. Padahal, lokasi longsoran itu sudah ditinjau kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor dan camat Bogor Selatan yang waktu itu dijabat Jatmiko. Namun hingga kini bantuan tersebut tak kunjung terealisasi.
”Kami juga sudah mengajukan proposal rencana perbaikan gedung sekolah ini ke Kementerian Pendidikan di Jakarta, namun hasilnya nihil. Padahal sejak tebing di belakang sekolah longsor, kami seringkali waswas terjadi longsor susulan,” terangnya.Kusnadi pun berharap Pemkot Bogor, dalam hal ini Wali Kota Bogor, Bima Arya, segera bertindak dan melakukan perbaikan demi kenyamanan dan keselamatan siswa-siswi SDN Layungsari 1, terutama pada waktu jam belajar. “Kalau gedung sekolahnya aman, pasti kami tenang. Siswa juga nyaman belajarnya,” ujarnya.(ber/ar/rez/py)