METROPOLITAN - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengapresiasi rencana pemerintah memberikan subsidi pulsa. Subsidi ini rencananya disalurkan kepada siswa, guru, mahasiswa sampai dosen. PGRI berharap pemberian pulsa tersebut tepat sasaran. Ketua Umum PGRI, Unifah Rosyidi, mengatakan, kebijakan subsidi pulsa itu tepat di tengah pandemi seperti sekarang. Yakni untuk menyelamatkan dunia pendidikan. Subsidi pulsa itu merupakan bagian dari perjuangan PGRI yang sebelumnya memilih tidak bergabung dalam program organisasi penggerak Kemendikbud. Dia menjelaskan, suasana krisis memerlukan perhatian sendiri. ’’Selanjutnya perlu disiapkan juklak (petunjuk pelaksanaan, red) dan juknis (petunjuk teknis, red) agar subsidi pulsa itu tepat sasaran,’’ katanya Rabu (2/9) malam. Unifah menambahkan, PGRI berterima kasih apabila semua siswa, mahasiswa, guru dan dosen bisa menerima subsidi pulsa tersebut. Unifah pun berpesan dalam menjalankan kebijakan subsidi pulsa itu, pemerintah jangan meninggalkan guru honorer. Sebab, guru honorer selama ini berkontribusi mengisi kekosongan guru di sekolah. Selain itu, PGRI juga memohon kepada pemerintah supaya membuka akses internet dan listrik di daerah 3T. Menurutnya, masih banyak daerah yang belum teraliri listrik dan terjangkau akses internet. Sehingga para siswa, guru dan mahasiswa di daerah itu tidak tertinggal dengan saudara di daerah lain yang lebih siap. ’’Mari kita bersama-sama membantu pemerintah dengan memberikan yang terbaik,’’ jelasnya. Sehingga akses pendidikan bagi anak-anak tetap dapat diterima. Kemampuan guru juga semakin meningkat. Unifah menjelaskan, PGRI di setiap tingkatan terus menghidupkan krisis center. Di antaranya melalui sejumlah kegiatan pelatihan. PGRI juga memiliki Smart Learning and Character Center, Lingkar Belajar Guru untuk membantu guru dalam menjalankan pendidikan jarak jauh (PJJ). ’’Mari kita jaga kesungguhan, loyalitas dan disiplin untuk memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan kita,’’ pungkasnya. (jp/feb/py)