METROPOLITAN - Butuh Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul untuk membuat Indonesia maju. Hal itu bisa terwujud apabila mereka tumbuh dengan sehat sejak awal kehidupannya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, mengaku masih tingginya tingkat prevelensi stunting di Indonesia menjadi keprihatinan bersama untuk menciptakan SDM unggul. Untuk itu, pihaknya bersama kementerian terkait akan terus mencegah pertumbuhan stunting anak Indonesia, dimulai dari jenjang PAUD. “Kemendikbud menempatkan penanggulangan stunting sebagai salah satu program utama. PAUD merupakan kunci pembangunan SDM sepanjang hayat. Usia dini merupakan usia emas pada tumbuh kembang anak,” jelas dia dalam siaran YouTube Kemendikbud RI, Rabu (23/9). Menurutnya, persoalan stunting bukan hanya masalah kesehatan dan gizi buruk, tapi juga masalah kemanusiaan yang membutuhkan komitmen kita bersama. Dengan menargetkan bibit muda penerus bangsa, diharapkan SDM Indonesia di masa depan semakin maju. “Investasi pada usia dini merupakan investasi yang bernilai paling tinggi. Tumbuh kembang anak-anak menentukan kehidupan mereka selanjutnya,” imbuhnya. Untuk jenjang PAUD, pihaknya akan berupaya mendorong terciptanya PAUD yang holistik dan integratif. Lembaga terkait serta pemerintah daerah (Pemda) pun perlu turun tangan untuk mewujudkan hal ini. “Upaya lainnya adalah peningkatan kompetensi guru PAUD. Tenaga pendidik paud harus sensitif gizi. Selain itu harus mampu mendorong stimulasi, baik terkait pola makan, pola asuh maupun santitasi,” terangnya. Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menargetkan angka stunting pada 2024 akan menjadi 14 persen. Di mana prevalensi balita stunting di Indonesia pada 2019 sebesar 27,7 persen. “Ikhtiar kita bersama untuk menciptakan manusia yang unggul penuh dengan tantangan. Untuk itu saya mengajak semua pihak untuk mengambil peran. Terus terlibat dan melibatkan lebih banyak lagi pihak,” tegas mantan bos Gojek itu. (jp/feb/py)