metro-pendidikan

Rp180 M untuk Program Matching Fund Vokasi

Jumat, 28 Mei 2021 | 19:01 WIB

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjalankan program Merdeka Belajar Episode ke-11, yakni program Kampus Merdeka Vokasi. Salah satu programnya adalah Matching Fund Vokasi. MENDIKBUDRISTEK, Na­diem Makarim, menuturkan bahwa anggaran dana yang disediakan untuk menjalan­kan program Matching Fund Vokasi sebesar Rp180 miliar. “Program kedua yang lebih besar lagi sebesar Rp180 mi­liar tadi, untuk yang kedua adalah dana padanan kampus vokasi atau matching fund sebesar Rp 180 miliar dan ini adalah untuk pemberian ke­pada tiga jenis menu pilihan,” tutur Nadiem dalam pelun­curan ‘Merdeka Belajar 11: Kampus Merdeka Vokasi’ secara daring pada Selasa (25/5). Ada tiga hal yang dapat dila­kukan untuk mendapatkan program Matching Fund Vo­kasi. Pertama, pengembangan pusat unggulan teknologi. Kedua, hilirisasi riset terapan atau ketiga adalah startup kampus vokasi. “Jadi ini ada menu pilihan mau proposal­nya ke arah yang mana ya,” imbuhnya. Untuk pusat keunggulan teknologi, ini merupakan suatu pusat penelitian labo­ratorium terapan yang di­kembangkan bersama indu­stri untuk melakukan suatu riset yang spesifik terhadap suatu inovasi atau mengenai suatu material science atau apapun yang dilakukan yang dibutuhkan industri. Pilihan menu kedua adalah bentuk kerja sama suatu in­dustri melakukan suatu hili­risasi prototyping. Misalnya daripada suatu produk, suatu inovasi yang mau dilakukan dalam perguruan tinggi atau politeknik tersebut untuk mem­bantu mengatasi masalah spesifik yang dihadapi peru­sahaan atau industri disebut. “Di sini kita melakukan pen­danaan rasio 1:1 lagi dan ini adalah salah satu contoh yang kita sudah melihat moment­um cukup besar. Banyak pe­rusahaan akan menaruhkan dana untuk melakukan hili­risasi dari suatu prototipe produk, suatu inovasi, suatu metode proses industri yang baru apa pun itu dan di situ­lah pemerintah akan hadir untuk memberikan insentif jumlah anggaran yang dibe­rikan industri,” jelasnya. Ketiga, mendanai startup-startup kampus vokasi, men­danai entrepreneur yang akan mengembangkan bisnis ber­basis iptek dalam PTN dan PTS vokasi melalui penda­naan startup company. “Kita ingin mendorong spi­rit entrepreneur realism dalam kampus-kampus vokasi kita dan untuk ini juga ada pen­danaan satu per satu. Sekali lagi, perusahaan bisa mem­berikan dalam bentuk tunai dan dalam bentuk uang atau barang. Misalnya, mesin atau fasilitas dan lain-lain. Itu akan direkognisi sebagai kontri­busi kepada program ini,” terangnya. “Jadi, ini adalah tiga menu pilihan untuk dana padanan kampus vokasi untuk Match­ing Fund. Kriteria ini tentu harus ada komitmen dari industri dalam bentuk itu. Jadi, Matching Fund itu hanya berdasarkan kalau si pergu­ruan tinggi vokasi, kampus vokasi tersebut berhasil me­narik dana atau income kon­tribusi dari itu,” tandas Nadiem. (jp/feb/py)

Tags

Terkini