metro-pendidikan

Menpora: Kurikulum Atlet Harus Beda

Senin, 9 Agustus 2021 | 19:01 WIB

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, menyoroti soal kurikulum pendidikan yang diberikan kepada atlet-atlet muda yang masih bersekolah. Ia berharap ada perbedaan dengan siswa reguler. CONTOHNYA, Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ra­gunan, Jakarta Selatan yang masih menggunakan kuri­kulum nasional dalam pem­belajarannya. Padahal, tre­atment yang diberikan se­harusnya berbeda. “Kalau seperti ini bisa di­bayangkan jika ada ujian sekolah dan pertandingan yang bersamaan waktunya. Ini bisa jadi yang satu jeblok (nilai) dan satu anjlok (bertan­ding), makanya butuh kuri­kulum sendiri khusus untuk atlet,” ujar Zainudin dalam telekonferensi pers, Kamis (5/8). Selain itu, ia menilai pre­stasi di bidang olahraga da­pat dikonversi untuk akade­mik. Seperti yang dialami Cokorda Rai Adi Pramartha yang meraih gelar doktor di universitas Australia. “Sudah seharusnya pre­stasi di bidang olahraga bola basket dikonversi oleh perguruan tinggi, sehingga dia bisa mendapat gelar dok­tor,” tuturnya. Adapun terkait rekrutmen para atlet, pihaknya juga be­kerja sama dengan Kemen­terian Dalam Negeri (Kemendagri) yang memiliki akses ke setiap daerah atau sekolah yang menjadi sumber lahi­rnya atlet unggul. “Kita juga memantau lewat big data Telkom, seperti bu­tuh anak tinggi di mana ada­nya, kita sudah kerjasama,” tambahnya. “Nanti Kementerian BUMN akan mencari perusahaan-perusahaan di BUMN yang bagus untuk menjadi bapak angkat bagi cabor-cabor ung­gulan ini sehingga pembi­naan berkesinambungan dan terus menerus,” tandas Men­pora. (jp/feb/py)

Tags

Terkini