METROPOLITAN - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan melakukan pengendalian dan pengawasan lebih ketat dalam Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. “Ke depan untuk menambahkan level kontrol kita dan untuk memastikan ini tidak meningkatkan risiko penularan lebih tinggi, ada berbagai macam inisiatif yang sedang dilaksanakan Kemenkes, oleh kita,” kata Mendikbudristek, Nadiem Makarim, dalam webinar Bangkit Bareng seperti dikutip Selasa (29/9). Salah satunya adalah dengan melakukan random sampling. Dengan hal ini, Nadiem meyakini bisa mencegah adanya klaster penularan Covid-19 di satuan pendidikan Tanah Air. “Contohnya rencana baru untuk melakukan sampling dari secara regular kepada sekolah-sekolah. Jadi, kita proaktif akan mengetahui,” tambahnya. Jadi publik, terutama orang tua, tidak perlu khawatir akan hal tersebut. Apalagi jika mendengar berita miring soal PTM. Sebab, pihaknya segera menindaklanjuti hal tersebut. “Kita tidak perlu stres dengan mendengar berita-berita yang terus lumayan heboh, ternyata waktu dicari-cari, digali-gali lagi, oh ternyata ada satu heboh ternyata asrama, bukan sekolah. Nggak ada hubungannya sama PTM. Penyebarannya di asrama,” imbuhnya. Selain itu, ia juga turut memberikan penjelasan apabila terjadi klaster Covid-19 di satuan pendidikan, sekolah yang bersangkutan yang ditutup, bukan daerahnya. Sebab jika daerah hal itu akan mengganggu sekolah lain mengejar ketertinggalan akibat pandemi. “Kalau misalnya ada klaster ketemu atau ada yang terkena infeksi, ada SOP-nya. Sekolahnya aja, sekarang sudah bukan zaman lagi menutup daerah sekolah,” pungkas Nadiem. (jp/feb/py)