METROPOLITAN – Pandemi Covid-19 memberikan dampak bagi seluruh lapisan ekonomi masyarakat, baik industri besar, pedagang kecil maupun UMKM, tak terkecuali Bakso CS (Cah Solo) di Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Anjuran pemerintah yang mengharuskan warganya di rumah saja menyebabkan kedai Bakso CS di Ruko Mall CTC sepi pembeli. Akibatnya, omzet pada 2020 mengalami penurunan hampir 50 persen. Selain itu, aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadikan masyarakat berbelanja melalui aplikasi online ataupun marketplace, padahal tidak semua UMKM paham dalam berjualan secara online. Salah satunya Saryudi, pemilik Bakso CS. Untuk membantu Saryudi agar bisa bertahan pada masa pandemi, tim pengabdi yang merupakan Dosen Program Studi Kimia dan Ilmu Komputer FMIPA Univeritas Pakuan melalui pendanaan Program Kemitraan Masyarakat dari DIKTI berinisiatif untuk melakukan pendampingan tentang pemasaran online. Ketua Tim Pengabdi, Linda Jati Kusumawardani, didampingi Irma Anggraeni dan Siti Warnasih, mengatakan, kegiatan pendampingan yang akan dilakukan untuk membantu Saryudi meliputi pembuatan akun grabfood, Instagram dan website. “Yang tak kalah penting, Bakso CS milik Pak Saryudi lebih dikenal dan menarik minat masyarakat, khususnya warga Cileungsi, dengan dilakukan branding meliputi pembuatan tagline, logo dan packaging di mana sampai sejauh ini masih tahap desain,” ujar Lida. Kegiatan pendampingan yang dilakukan Saryudi sebenarnya tak hanya fokus pada pemasaran online, tapi juga kegiatan lain, seperti pengembangan produk melalui pelatihan pembuatan variasi menu bakso, di antaranya bakso keju pedas, bakso mozzarella, bakso beranak dan lain-lain serta pembuatan bakso frozen. Pada kesempatan yang sama, Saryudi berharap kegiatan ini bisa menambah ilmu tentang pemasaran lewat online. “Tentunya bisa meningkatkan pendapatan saya. Ya syukur-syukur saya bisa menambah pegawai untuk bantu-bantu di kedai,” ungkapnya. (*/feb/py)