Lopetegui ditunjuk sebagai pelatih kepala pada Mei 2024, menggantikan David Moyes yang terkenal dengan gaya pragmatis dan defensif.
Pihak klub berharap Lopetegui bisa menghadirkan konsep bermain yang lebih progresif, penguasaan bola lebih banyak, dan serangan cepat.
Namun transisi tersebut tidak berjalan mulus, analis Opta menilai, di bawah kepemimpinan Lopetegui, West Ham United gagal menjaga stabilitas penguasaan bola atau kualitas ofensif.
West Ham memiliki rata-rata penguasaan bola sebesar 44% dalam 20 pertandingan Premier League.
Sehingga gagal menampilkan penguasaan bola dominan yang diharapkan banyak orang.
Baca Juga: Rina Nose Digeruduk Oknum Fans Fuji karena Gaya Rambut Poni, Begini Respon Santainya!
Gaya permainan yang ingin diterapkan Lopetegui juga cenderung tidak efektif melawan lawan yang lebih kuat.
Pada saat yang sama, meskipun ada pemain baru yang didatangkan, mereka tidak beradaptasi dengan baik dengan konsep baru ini.
Para pemain kunci tim seperti Mohamed Kudus dan Edson Alvarez pun tampak kesulitan menemukan ritme permainan yang tepat.
Baca Juga: Pemkab Bogor Tanam Pohon Bareng KLHK di Gunung Mas Puncak
Hal ini menunjukkan bahwa waktu yang diberikan Lopetegui untuk menerapkan perubahan signifikan pada tim tidak cukup efektif.
Kemudian bagi banyak penggemar hal itu hanya membuang-buang waktu sehingga menghasilkan hasil yang buruk.
4. Tidak mampu mengatasi masalah keharmonisan dan tekanan internal
Selain statistiknya yang buruk, Lopetegui juga dinilai gagal mengelola tekanan dan mengatur taktik.