METROPOLITAN.ID - Menjelang drawing ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, keputusan AFC soal pembagian pot tim peserta justru menimbulkan kontroversi.
Alih-alih mengikuti ranking FIFA terbaru, AFC memakai versi lama—dan keputusan ini membuat Irak, yang unggul peringkat dari Arab Saudi, justru turun ke Pot 2.
Warganet pun bertanya-tanya: ada apa dengan sistem AFC?
Keputusan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dalam menentukan pembagian pot untuk undian ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 menuai reaksi keras dari penggemar dan pengamat sepak bola, khususnya dari Irak.
Pada bulan Juli 2025, FIFA merilis peringkat terbaru yang menunjukkan bahwa Irak menempati posisi ke-58 dunia, unggul satu tingkat di atas Arab Saudi yang berada di peringkat ke-59.
Berdasarkan logika umum, seharusnya Irak berhak berada di Pot 1 bersama Qatar.
Namun dalam realisasinya, AFC justru menempatkan Arab Saudi di Pot 1, sementara Irak harus turun ke Pot 2, berpasangan dengan Uni Emirat Arab. Keputusan ini memicu protes dari kubu Irak, yang merasa diperlakukan tidak adil.
Sementara itu, posisi Indonesia yang menempati peringkat ke-118 FIFA tak menjadi sorotan, karena memang secara peringkat paling rendah dari semua tim yang lolos ke ronde keempat, sehingga wajar ditempatkan di Pot 3 bersama Oman.
Baca Juga: Viral! Jepang Bakal Blacklist Pekerja Indonesia pada 2026, Cek Faktanya di Sini
Yang menjadi pusat kontroversi adalah dasar pemilihan ranking yang digunakan AFC.
Bukannya memakai peringkat FIFA terbaru Juli 2025, AFC justru menggunakan versi ranking per 13 Juni 2025, di mana pada waktu itu Arab Saudi masih unggul dari Irak.
AFC menyebutkan bahwa tanggal tersebut sudah ditetapkan sebagai cut-off date, dan ranking yang dirilis setelahnya tidak akan mengubah posisi tim dalam pot.
Meski secara regulasi langkah AFC dapat dibenarkan, tetap saja banyak pihak merasa kecewa.