METROPOLITAN.ID - Mantan asisten pelatih Timnas Indonesia, Alex Pastoor, akhirnya angkat bicara soal rencana awal yang disusun bersama PSSI sebelum dirinya dan staf kepelatihan lainnya diberhentikan usai gagal membawa skuad Garuda lolos ke Piala Dunia 2026.
Dalam wawancaranya di siniar Rondo yang tayang di Ziggo Sport, seperti dikutip dari Voetbal International, Pastoor menjelaskan bahwa PSSI semula memiliki tiga poin utama dalam perjanjian kerja sama dengan tim kepelatihan asal Belanda tersebut.
“Seperti yang saya pahami, kesepakatannya terdiri dari tiga bagian. Yang pertama, tentu saja akan luar biasa jika berhasil lolos ke Piala Dunia, tapi dengan posisi peringkat ke-119 dunia, itu bukan hal yang mudah dan realistis,” ujar Pastoor.
Baca Juga: Dana KJMU 2025 Tahap 2 Mulai Dicairkan Bertahap Oktober Ini, Cek Infonya Sekarang!
Sebelum dipecat, Timnas Indonesia memang berada di posisi ke-119 dalam peringkat FIFA.
Situasi tersebut membuat langkah Indonesia di Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia cukup berat karena harus bersaing dengan tim kuat seperti Arab Saudi (peringkat 59 dunia) dan Irak (peringkat 58 dunia).
Skuad Garuda menelan dua kekalahan beruntun, yakni 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak. Hasil tersebut membuat peluang Indonesia melaju ke putaran berikutnya tertutup.
Menurut Pastoor, poin kedua dari kesepakatan dengan PSSI adalah mempercepat proses pengembangan pemain muda agar segera bisa menembus tim senior.
“Gerald Vanenburg sebagai pelatih timnas U-23 dan Frank van Kempen selaku arsitek timnas U-20 akan mencoba mempercepat pengembangan pemain lokal. Agar segera masuk tim,” jelasnya.
Sementara itu, poin ketiga dari proyek jangka panjang mereka adalah membentuk sistem pembinaan yang mampu menghasilkan lebih banyak pemain kompetitif di masa depan.
“Yang ketiga, dalam jangka panjang, tujuannya adalah menghasilkan lebih banyak pemain kompetitif di level ini dari negara dengan populasi 280 juta orang,” tutur Pastoor.