Sejak ditunjuk sebagai pelatih pada November 2024, ia baru mencatatkan 14 kemenangan dari 42 pertandingan Premier League.
Paul Scholes menjadi salah satu figur yang paling vokal. Ia bahkan menyebut Amorim bukan sosok yang tepat untuk menangani United dan dinilai kurang memahami karakter klub.
Kritik juga diarahkan pada pendekatan taktik, termasuk penggunaan skema tiga bek serta pengelolaan pemain muda seperti Kobbie Mainoo.
Baca Juga: Bu Cinta Gugat Cerai Ridwan Kamil, Unggahan Atalia Praratya Soal Memeluk Luka Jadi Sorotan
Bagi Amorim, semua kritik itu akan mereda jika tim mampu meraih hasil positif. Ia menilai kemenangan menjadi faktor utama yang membentuk persepsi publik terhadap kinerja pelatih.
"Terkadang mereka tidak memiliki semua informasi dan mereka melihat Manchester United dengan standar yang mereka jalani dulu, selalu menang," kata Amorim.
"Jadi sulit bagi mereka melihat klub mereka berada dalam situasi seperti ini."
Baca Juga: Profil Ayah dan Anak Pelaku Penembakan Bondi Beach yang Menggegerkan Publik
Amorim menekankan bahwa kegagalan meraih kemenangan adalah inti persoalan Manchester United saat ini.
Selama hasil belum membaik, menurutnya, aspek taktik dan pendekatan permainan akan terus menjadi sasaran kritik.
"Saya pikir tidak menang adalah masalahnya," ujar Amorim.
"Tentu Anda bisa menunjuk banyak hal dan mereka juga menunjuk banyak hal yang perlu kami perbaiki, tetapi masalah besarnya adalah tidak menang."
Ia juga menegaskan bahwa gaya bermain akan selalu diterima jika diiringi hasil positif. Amorim tidak menampik tanggung jawab atas kondisi yang dialami tim saat ini.
"Masalahnya adalah saya sebagai manajer belum bekerja dengan cukup baik dan itu juga fakta yang bisa saya terima," katanya.
