Analis teknis Formula 1, Rosario Giuliana, menyebut mobil Ferrari musim 2026 nyaris tidak akan memiliki kesamaan dengan SF-25.
Menurut Giuliana, langkah ini diambil untuk mengoreksi berbagai kesalahan fundamental yang terjadi pada mobil musim 2025.
Salah satu keuntungan dari finis di luar dua besar konstruktor adalah Ferrari mendapatkan alokasi waktu pengembangan aerodinamika yang lebih banyak dibandingkan McLaren, Mercedes, dan Red Bull.
Baca Juga: Bejat! Pria Paruh Baya di Sukabumi Cabuli 3 ABG usai Cekoki Korban Miras
Giuliana juga menyoroti bahwa kelemahan utama SF-25 berada di sektor belakang mobil.
Ferrari merancang mobil dengan beban besar di bagian depan untuk menyesuaikan gaya mengemudi Leclerc, namun pendekatan tersebut justru menimbulkan masalah bagi Hamilton.
Ketidakstabilan bagian belakang disebut menjadi salah satu kendala terbesar bagi Hamilton sepanjang musim.
Baca Juga: Desa Sidorejo Lumajang Tuntaskan Penyaluran BLT-DD Akhir Tahun 2025
Ferrari sempat memperkenalkan pembaruan suspensi belakang pada Grand Prix Belgia, yang memberi sedikit peningkatan stabilitas, meski dampaknya dinilai belum signifikan.
Rencana menghadirkan lantai mobil baru sekitar September akhirnya dibatalkan.
Ferrari memilih sepenuhnya mengalihkan sumber daya demi menyukseskan pengembangan mobil 2026.
Baca Juga: Indonesia Dapat Predikat UHC, Jaminan Kesehatan Merata Tak Ada Lagi yang Miskin Karena Biaya Berobat
Leclerc menilai musim 2026 akan menjadi fase penentuan bagi masa depan Ferrari di Formula 1.
"Musim depan akan menjadi tahun yang krusial," kata Leclerc saat Grand Prix Abu Dhabi, seri penutup musim.
"Seluruh tim sangat termotivasi untuk tahun depan karena ini adalah perubahan besar dan peluang besar untuk menunjukkan apa yang bisa dilakukan Ferrari. Sekarang atau tidak sama sekali. Jadi, saya sangat berharap kami bisa memulai era baru ini dengan langkah yang tepat karena itu akan sangat penting untuk empat tahun ke depan," tuturnya.