Minggu, 21 Desember 2025

PFI dan AJI Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis oleh Ajudan Kapolri di Semarang

- Minggu, 6 April 2025 | 21:10 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat meninjau arus balik di Stasiun Tawang Kota Semarang, Sabtu, 5 April 2025. (PFI Semarang)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat meninjau arus balik di Stasiun Tawang Kota Semarang, Sabtu, 5 April 2025. (PFI Semarang)

METROPOLITAN.ID - Pewarta Foto Indonesia (PFI) Semarang dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam kekerasan terhadap jurnalis oleh ajudan Kapolri.

Peristiwa itu terjadi ketika para jurnalis meliput agenda Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau arus balik di Stasiun Tawang Kota Semarang, Sabtu, 5 April 2025.

Ketua PFI Semarang, Dhana Kencana mengatakan, kejadian bermula saat Kapolri menyapa seorang penumpang yang duduk di kursi roda.

Kala itu sejumlah jurnalis dan humas berbagai lembaga mengambil gambar dari jarak yang wajar.

Namun, salah satu ajudan tersebut kemudian meminta para jurnalis dan humas mundur dengan cara mendorong dengan cukup kasar.

Mengetahui hal itu, seorang pewarta foto dari Kantor Berita Antara Foto, Makna Zaezar, menyingkir dari lokasi tersebut menuju sekitar peron.

Namun, ajudan Kapolri tersebut menghampiri Makna kemudian melakukan kekerasan dengan cara memukul kepala Makna.

Usai pemukulan itu, ajudan tersebut terdengar mengeluarkan ancaman kepada beberapa jurnalis dengan mengatakan, "kalian pers, saya tempeleng satu-satu."

Sejumlah jurnalis lain juga mengaku mengalami dorongan dan intimidasi fisik, salah satunya bahkan sempat dicekik.

Tindakan tersebut menimbulkan trauma, rasa sakit hati, dan perasaan direndahkan bagi korban, serta keresahan di kalangan jurnalis lainnya yang merasa ruang kerja mereka tidak aman.

"Peristiwa kekerasan tersebut merupakan pelanggaran Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Kekerasan terhadap jurnalis adalah ancaman terhadap kebebasan pers dan demokrasi," ungkapnya.

Atas aksi kekerasan tersebut, PFI Semarang dan AJI Semarang menyatakan sikap:

  1. Mengecam keras tindakan kekerasan oleh ajudan Kapolri kepada jurnalis dan segala bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik.
  2. Menuntut permintaan maaf terbuka dari pelaku kekerasan terhadap jurnalis.
  3. Polri harus memberikan sanksi kepada anggota pelaku kekerasan terhadap jurnalis tersebut.
  4. Polri harus mau belajar agar tak mengulangi kesalahan serupa.
  5. Menyerukan kepada seluruh media, organisasi jurnalis, dan masyarakat sipil untuk turut mengawal kasus ini.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X