METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kota Sukabumi terus memperkuat langkah nyata mewujudkan kota yang bersih, tertata, dan berkelanjutan melalui Festival Penuntasan Kawasan Kumuh Awards atau Pusaka Awards 2025.
Program ini menjadi tonggak penting dalam transformasi lingkungan perkotaan berbasis pemberdayaan masyarakat di tingkat akar rumput.
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana menegaskan, Pusaka Awards bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan gerakan kolektif mempercepat penataan kawasan kumuh lewat inovasi dan kolaborasi warga.
“Ini bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi juga membangun kesadaran dan partisipasi warga agar lingkungan menjadi lebih sehat, nyaman, dan produktif,” ujarnya saat menyerahkan penghargaan kepada para pemenang di Kampung Sukuraga, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong pada Selasa, 21 Oktober 2025.
Menurut Bobby, program ini merupakan bentuk intervensi positif pemerintah untuk menumbuhkan kepedulian kolektif terhadap lingkungan.
“Para juara memperoleh bantuan dana Rp75 juta yang digunakan kembali untuk menata kawasan tempat tinggal mereka. Ini investasi sosial yang hasilnya langsung dirasakan masyarakat,” jelasnya.
Tak berhenti di situ, Pemkot Sukabumi kini menyiapkan sayembara penanganan sampah tingkat kelurahan sebagai tindak lanjut dari program Pusaka. Inisiatif tersebut digagas langsung oleh Wali Kota Sukabumi H. Ayep Zaki untuk mencari model pengelolaan sampah paling efektif dari tingkat bawah.
“Setiap kelurahan akan mempresentasikan ide pengelolaan sampahnya. Selain hadiah uang tunai, pemenang juga mendapat mesin pencacah plastik. Ini langkah konkret mengubah persoalan sampah menjadi peluang ekonomi,” tambah Bobby.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Sukabumi, Hasan Asari menjelaskan, Pusaka Awards merupakan turunan dari Peraturan Wali Kota Sukabumi Nomor 24 Tahun 2021 tentang Penataan Kawasan Kumuh.
Program ini dikembangkan bertahap dengan melibatkan sinergi lintas perangkat daerah seperti Dinas PUTR, Dinas Kesehatan, dan Dinas Lingkungan Hidup.
“Dengan keterbatasan anggaran, kami memperkuat perencanaan dan pelaporan di tingkat kelurahan agar program lebih terukur dan transparan,” terang Hasan.
Ditempat terpisah, Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Kota Sukabumi, Frendy Yuwono menilai keberhasilan Pusaka Awards tidak lepas dari peran aktif masyarakat.
“Semangat gotong royong menjadi kunci. Partisipasi warga dalam perencanaan dan pelaksanaan membuat penataan kawasan berjalan lebih efektif,” ujarnya.
Dari hasil evaluasi, hingga akhir 2024 luas kawasan kumuh di Kota Sukabumi menurun signifikan, tersisa sekitar 192 hektare. Untuk 2025, pendataan masih berlangsung dan Pemprov Jawa Barat dijadwalkan ikut mendukung penataan di Kelurahan Selabatu. (um)