Minggu, 21 Desember 2025

Kota Sukabumi Target Prevalensi Stunting Turun jadi 13,36 Persen di Tahun 2029, Begini Upayanya

- Selasa, 2 Desember 2025 | 17:08 WIB
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana saat memberikan keterangan terkait target prevalensi stunting.
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana saat memberikan keterangan terkait target prevalensi stunting.

METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi menargetkan prevalensi stunting di Kota Sukabumi turun mencapai 13,36 persen pada tahun 2029.

Target ini sendiri sudah ditetapkan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sukabumi 2025-2029.

Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana menuturkan bahwa keberhasilan menurunkan prevalensi stunting bukan hanya soal intervensi gizi dan layanan kesehatan, tetapi sangat ditentukan oleh ketepatan data yang dikelola para perangkat daerah.

‎Bobby menyampaikan bahwa Kota Sukabumi telah mencatat capaian penting. Dalam satu tahun, prevalensi stunting yang semula 26,9 persen pada 2023 berhasil ditekan menjadi 19,7 persen pada 2024.

‎Menurutnya, angka tersebut bukan sekadar statistik, melainkan cermin dari keseriusan seluruh sektor dalam membangun pola kerja terpadu.

‎“Ini bukan keberhasilan satu instansi. Ini bukti bahwa koordinasi kita sudah berjalan di level yang lebih matang,” katanya, Selasa, 2 November 2025.

‎Capaian itu turut mendapat pengakuan eksternal. Kota Sukabumi meraih predikat Kota Berkinerja Terbaik pada pelaksanaan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tingkat Jawa Barat 2024.

‎Selain itu, pemerintah pusat memberikan Insentif Fiskal kategori stunting pada 2025, sebuah indikator bahwa mekanisme kerja lintas sektor di kota ini dinilai efektif dan terukur.

‎Namun Bobby mengingatkan bahwa fase berikutnya tidak akan lebih mudah. Target baru telah ditetapkan melalui RPJMD Kota Sukabumi 2025–2029, dengan sasaran penurunan bertahap hingga mencapai 13,36 persen pada 2029.

‎Ia menilai bahwa untuk mencapai target tersebut, kualitas data menjadi fondasi utama.

‎“Kelengkapan indikator, konsistensi pelaporan, dan validitas data lapangan adalah jantung dari seluruh proses evaluasi. Tanpa itu, arah program bisa melenceng,” tegasnya.

‎Dalam penilaian kinerja tingkat nasional, daerah tidak hanya dinilai dari capaian program, tetapi juga ketepatan pelaksanaan aksi konvergensi, pencapaian layanan dasar, hingga efektivitas intervensi di tingkat desa.

‎Artinya, seluruh perangkat daerah, kecamatan, kelurahan, dan desa memiliki tanggung jawab langsung terhadap keberhasilan penurunan stunting.

‎Bobby menutup arahannya dengan tiga instruksi khusus yaitu memperbaiki kualitas pengisian seluruh indikator, memperkuat koordinasi lintas OPD, serta menjaga disiplin waktu dalam pelaporan.

‎Ia percaya Kota Sukabumi mampu mempertahankan tren positif jika seluruh unsur bekerja dengan ritme yang sama. ‎

“Dengan kerja kolaboratif yang lebih solid, saya yakin target jangka menengah bisa kita capai,” ujarnya. (um)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X