Minggu, 21 Desember 2025

Mualaf Center Al-Fath Dilembagakan, Perkuat Dakwah dan Pembinaan Mualaf di Pulau Buru

- Rabu, 17 Desember 2025 | 19:27 WIB
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fath, KH. Raden Muhammad Pajar Laksana memberikan keterangan kepada pewarta.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fath, KH. Raden Muhammad Pajar Laksana memberikan keterangan kepada pewarta.



METROPOLITAN.ID - Program pembinaan mualaf yang dijalankan Pondok Pesantren Al-Fath Sukabumi di Pulau Buru, Maluku, kini resmi dilembagakan melalui pendirian Mualaf Center Al-Fath (MCA).

‎Langkah tersebut diambil untuk meningkatkan efektivitas, kesinambungan, serta tata kelola pembinaan mualaf yang telah berjalan selama empat tahun.

‎Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fath, KH. Raden Muhammad Pajar Laksana, menyampaikan bahwa saat ini terdapat sekitar 150 mualaf dari 10 desa di Pulau Buru yang dibina dan disekolahkan di Al-Fath, mulai dari jenjang SMP hingga perguruan tinggi.

‎"Seluruh santri mu’alaf tersebut memperoleh beasiswa penuh yang mencakup pendidikan, tempat tinggal, serta kebutuhan hidup, dan sebagian alumni telah menyelesaikan pendidikan serta bekerja secara mandiri," kata Kyai Fajar, Rabu, 17 Desember 2025.

‎Dia menambahkan, pendirian MCA menjadi tonggak penting untuk memperkuat dakwah di wilayah terpencil. Ke depan, MCA juga merencanakan pendirian sekolah Islam jenjang SMP di Pulau Buru sebagai basis dakwah dan pembinaan berkelanjutan.

‎Meski demikian terdapat permintaan pembinaan dari daerah lain seperti Nusa Tenggara Timur, Pulau Buru tetap menjadi fokus utama karena keterbatasan sumber daya, khususnya tenaga ustaz yang siap bermukim.

‎Senada dengan Kyai Fajar, KH. Padlan menegaskan bahwa pembinaan santri mu’alaf dari Pulau Buru diarahkan agar dalam 10 hingga 20 tahun ke depan mereka dapat kembali ke daerah asal sebagai da’i.

‎"Harapannya, para alumni mampu menjaga akidah umat sekaligus mengembangkan dakwah Islam di wilayahnya masing-masing," ujar Ketua Aliansi Mualaf Indonesia itu.

‎Selain pembinaan keagamaan, Mualaf Center Al-Fath juga memberikan pendampingan hukum, ekonomi, dan tempat tinggal, khususnya bagi mualaf di Sukabumi.

‎Peresmian MCA mendapat dukungan dari berbagai elemen dakwah nasional. Nazar Haris dari Pimpinan Pusat Persatuan Umat Islam (PUI) menyampaikan bahwa MCA merupakan bagian dari pesantren perjuangan yang melanjutkan cita-cita dakwah keluarga besar PUI.

‎Selain itu PUI memiliki keterkaitan historis dengan pahlawan nasional KH. Ahmad Sanusi. Selama empat tahun, pembinaan di Pulau Buru mencakup penguatan keislaman, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat mualaf.

‎Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia melalui Budidat Sihab menegaskan komitmen MUI dalam khimayatul ummah dan khimayatud din melalui penguatan pembinaan mualaf.

‎Salah satunya dengan membentuk Asosiasi Lembaga Mu’alaf Indonesia yang mewadahi lembaga-lembaga pembinaan mu’alaf, termasuk Mualaf Center Al-Fath. Melalui sinergi dengan BAZNAS dan Kementerian Agama, pembinaan mualaf diharapkan berjalan lebih terstruktur dan berkelanjutan.

‎Peresmian Mualaf Center Al-Fath turut dihadiri sejumlah tokoh dakwah nasional, di antaranya Ustadz Fadlan Garamatan, Ketua LDK MUI Ustadz Abu Didat, serta pimpinan ormas dan lembaga dakwah.

‎Kehadiran MCA diharapkan menjadi pusat pembinaan yang mencerahkan, memperkuat akidah mualaf, serta berkontribusi dalam menjaga persatuan bangsa sesuai nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. (Bimo)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X