Minggu, 21 Desember 2025

DPRD Kaltim Sebut Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kaltim Lebih Banyak ke Sektor Pertambangan

- Senin, 3 April 2023 | 04:42 WIB
Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun (DPRD Kaltim)
Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun (DPRD Kaltim)

METROPOLITAN.ID - Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun sebut alih fungsi lahan pertanian di Provinsi Kalimantan Timur lebih banyak ke sektor pertambangan dibandingkan menjadi kawasan perumahan.

Fenomena peralihan ini pun menyebabkan lahan pertanian semakin menyempit.

"Alih fungsi lahan itu lebih banyak ke sektor pertambangan. Sedangkan untuk pemukiman tidak seberapa, kalau di Jawa mungkin iya alih fungsi lahan ke pemukiman. Tapi untuk Kaltim, alih fungsi lahan lebih banyak ke pertambangan," ungkapnya.

Baca Juga: Pansus LKPJ Dibentuk, Sutomo Jabir Sebut Daerah Kaltim Banyak yang Perlu Sentuhan Pemprov

Meskipun Provinsi Kaltim memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Namun, pertambangan masih saja merajalela di Kaltim.

"Walaupun kita sudah punya Perda tentang Perlindungan Lahan Pertanian, kita juga punya undang-undang minerba yang mengharamkan menambang di wilayah pertanian. Tapi kita lihat, tetap aja," jelasnya.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun Sebut Mesti Ada Regenerasi Petani Demi Tingkatkan Produktivitas

Menurutnya, aktivitas pertambangan batu bara akan terus berlanjut. Dengan catatan, para pelakunya akan terus menambang jika mengetahui lahan tersebut terdapat emas hitamnya.

"Pokoknya hantam berait 'tabrak terus selama didalam itu masih ada batu, ya akan digali terus'. Istilahnya kan seperti itu," tegasnya.

Dikatakan politikus PDI Perjuangan ini, para petani di Kaltim seringkali memberikan lahan mereka untuk dapat ditambang. Tentunya, mereka melakukan ini karena mendapatkan penawaran yang tidak main-main dari oknum atau pelaku tambang.

Baca Juga: Veridiana Berharap Sekwan Baru Bisa Sinergi dan Memperlancar Kinerja DPRD Kaltim

"Lalu mengapa petani kita membiarkan lahan mereka ditambang, bahkan terkadang mereka yang menawarkan. Itu karena hasil lahannya sekarang tidak menarik. Mereka berpikir lebih baik dijual ke tambang dengan harga mungkin sekitar Rp1 miliar, dan mereka bisa menikmati itu," tuturnya.

Beda hal jika hasil produksi pertanian mereka meningkat, pasti para petani akan merasa sayang apabila menjual lahannya ke tambang. Masalahnya sekarang, lahan pertanian banyak yang tidak produktif.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X