METROPOLITAN.id - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang Kabupaten Bogor terus bersolek untuk menjadi rumah sakit pendidikan.
Direktur RSUD Leuwiliang, Vitrie Winastri menuturkan, dengan menjadi rumah sakit pendidikan tentunya akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya mencetak para tenaga kesehatan (nakes) yang berkualitas.
Baca Juga: ASN Langgar Disiplin, Pemerintah Kota Bekasi Jatuhi Hukuman Disiplin Sedang
Vitrie Winastri menjelaskan, fungsi rumah sakit selain pelayanan, ada pendidikan dan pengabdian masyarakat. Kini sedang diupayakan sisi pendidikannya, karena tenaga kesehatan ini harus dicetak di setiap masa.
Sementara, pendidikan kesehatan itu tidak bisa hanya teori, tetapi membutuhkan tempat mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang telah dipelajari di dalam kelas ke dalam praktik di dunia nyata.
Baca Juga: Pemkab Bogor Kembali Helat Lomba Gelar Inovasi Daerah 2023
“Artinya sangat dibutuhkan rumah sakit untuk tempat praktek atau magang. Kami menyiapkan rumah sakit ini untuk para calon nakes. Manfaatnya tidak hanya untuk mencetak para nakes yang berkualitas, tapi juga ada manfaat untuk pasien, untuk RSUD Leuwiliang khususnya, dan untuk Kabupaten Bogor pada umumnya,” kata dia.
Vitrie mengungkapkan, para dokter spesialis RSUD Leuwiliang nantinya akan menjadi pendidik atau dosen, artinya para dokter spesialis akan terus mengembangkan dan mengupdate ilmunya. Kemudian keuntungan untuk pasien, nantinya lebih banyak dipantau oleh para nakes.
Baca Juga: Para Ahli Jantung Review Pelayanan dan Penyediaan Alat Cath Lab RSUD Cibinong
“Perlu diketahui, salah satu kepuasan pasien adalah masalah komunikasi yang baik. Di bawah pengawasan kami, para calon nakes ini bisa membantu berkomunikasi mendengarkan keluhan pasien, di kala dokter utamanya punya keterbatasan waktu karena pasiennya cukup banyak,” ungkapnya.
Vitrie menambahkan, keuntungan untuk Kabupaten Bogor, RSUD Leuwiliang yang tadinya kelas B non pendidikan menjadi B pendidikan, berarti statusnya meningkat. Artinya Kabupaten Bogor memiliki RSUD yang dipercaya oleh asosiasi pendidikan untuk menjadi tempat mendidik para calon nakes. Tentunya, memiliki standar akreditasi dari Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ASPI).
Baca Juga: Waduh! Warga Bogor Kaget di KK ada Nama Orang Tak Dikenal, Proses Pendaftaran PPDB Anaknya Jadi Terhambat
Sebagai informasi, RSUD Leuwiliang sudah melaksanakan Memorandum Of Understanding (MOU) dengan beberapa perguruan tinggi. Di antaranya Poltekkes Bandung, Stikes Wijaya Husada Bogor, Prima Husada Bogor, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Universitas Muhammadiyah Bogor Raya (UMBARA), kemudian SMK Prof. Dr. Moestopo. Selanjutnya sedang berproses dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN), IPB University, Poltekkes Tasikmalaya, SMK Cita Teknika, dan Stikes Widya Dharma Husada Tangerang.
“Selain harus mematuhi dan memenuhi semua standar ASPI, MOU dengan perguruan tinggi dan institusi pendidikan lainnya merupakan syarat untuk mendapatkan sertifikat izin untuk rumah sakit pendidikan dari Kementerian Kesehatan RI,” ujarnya.
Baca Juga: Video Nathalie Holscher tanpa Hijab Bikin Heboh, Begini Kata Netizen!
Vitrie juga menerangkan, metode pembelajaran yang akan diterapkan nantinya yakni satu dosen atau dokter spesialis membimbing empat sampai lima mahasiswa, tidak lebih. Karena bimbingan yang dilakukan harus sesuai standar, agar dapat mencetak nakes yang berkualitas.
“Sarana dan prasarana seperti ruangan untuk beberapa bagian ahli sudah hampir lengkap. Kami optimis tahun ini perizinan RSUD Leuwiliang menjadi rumah sakit pendidikan yang kami tempuh ke Kementerian Kesehatan bisa selesai,” ungkapnya.***