Performa Efisien dan Ramah Lingkungan
Meski berukuran mungil, Aishang A100C dibekali motor listrik tunggal di gardan belakang yang mampu menghasilkan tenaga 35 kW (51 hp) dan torsi maksimum 83 Nm.
Tenaga tersebut cukup untuk memberikan akselerasi gesit di kondisi lalu lintas kota.
Mobil ini menggunakan baterai LFP (Lithium Iron Phosphate) berkapasitas 17,65 kWh buatan Gotion, produsen baterai ternama asal Tiongkok.
Berdasarkan uji China Light-Duty Vehicle Test Cycle (CLTC), mobil ini mampu menempuh jarak hingga 220 kilometer dalam satu kali pengisian daya penuh.
Dengan jarak tempuh tersebut, A100C dinilai ideal untuk kebutuhan komuter harian serta perjalanan jarak pendek tanpa kekhawatiran kehabisan daya.
Baca Juga: Tak Masuk Skuad Lille Lawan PSG, Calvin Verdonk Fokus ke Timnas Indonesia?
Bersaing di Pasar Mini-EV yang Ketat
Kehadiran Aishang A100C menempatkan Wuling langsung di jantung persaingan pasar mini-EV Tiongkok, yang kini dikuasai oleh model populer seperti Chery QQ Ice Cream dan Changan Lumin.
Kedua model tersebut dikenal dengan harga terjangkau dan desain yang disukai kalangan muda.
Untuk merebut pasar ini, Wuling menyiapkan strategi dengan desain lebih segar, performa lebih efisien, dan kemungkinan harga kompetitif agar Aishang mampu menarik minat pembeli baru.
Baca Juga: Nama Baru Lidya Pratiwi Siapa? Artis yang Pernah Terlibat dalam Kasus Pembunuhan
Langkah Wuling menghadirkan merek Aishang terpisah dari lini utama menunjukkan keseriusannya dalam menggarap pasar mobil listrik kecil yang terus tumbuh pesat.
Aishang diharapkan mampu menjadi penerus kesuksesan Wuling Mini EV, yang sebelumnya berhasil mencetak popularitas besar di segmen kendaraan listrik murah.
Kini, publik menantikan apakah strategi baru Wuling lewat Aishang A100C mampu mengulang kesuksesan Mini EV dan memperkuat dominasi Wuling di pasar kendaraan listrik global.
