METROPOLITAN.ID - Kendaraan dan mobil listrik yang dulunya hanya dianggap sebagai pilihan alternatif kini mulai memainkan peran yang jauh lebih signifikan di kancah otomotif nasional.
Perubahan arah ini tidak hanya didorong oleh tren global menuju kendaraan ramah lingkungan, tetapi juga oleh kebijakan nyata pemerintah serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan efisiensi dan keberlanjutan.
Selama beberapa dekade terakhir, mobil berbahan bakar konvensional masih mendominasi, namun kondisi tersebut kini mulai berubah.
Baca Juga: Redmi K Pad: Tablet Baru dengan Baterai 7500mAh, Siap Jadi Andalan Pengguna
Data terbaru mencerminkan pergeseran tren ini. Dalam laporan PwC bertajuk Electric Vehicle Sales Review Q1 – 2025, pasar kendaraan listrik di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang mencolok sepanjang triwulan pertama tahun ini.
Peningkatan tak hanya terlihat dari jumlah unit yang terjual, melainkan juga dari kontribusi EV terhadap total penjualan mobil penumpang nasional.
Berdasarkan laporan yang dirilis Selasa lalu, sepanjang kuartal pertama 2025 tercatat penjualan kendaraan listrik di Indonesia mencapai 27.616 unit.
Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 43,4 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yakni 19.260 unit.
Di antara berbagai jenis EV, kendaraan listrik murni atau battery electric vehicle (BEV) menunjukkan performa paling menonjol, dengan kenaikan tahunan mencapai 152,5 persen.
Sementara itu, plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) juga mengalami kenaikan sebesar 44,8 persen.
Tren ini menunjukkan bahwa adopsi kendaraan listrik di kalangan konsumen Indonesia terus menguat, baik untuk penggunaan pribadi maupun komersial.
Pangsa pasar EV pun terus meningkat: dari 9 persen pada 2023 menjadi 15 persen pada 2024, dan diprediksi akan mencapai 29 persen di tahun 2030.
Kemajuan tersebut tak lepas dari kebijakan strategis pemerintah dalam menciptakan iklim yang mendukung pertumbuhan industri EV.